HARIANHALUAN.ID — Luasan wilayah kawasan hutan Sumatra Barat seluas 2.286.883 hektare yang bahkan meliputi 54,43 persen dari total luas wilayah administratif Sumbar, sangat potensial dijadikan sebagai hutan energi melalui skema pengelolaan Perhutanan Sosial (PS).
Pakar Kehutanan Sumbar, Firman Hidayat mengatakan, hutan energi merupakan hutan yang ditanami dengan berbagai tanaman penghasil Energi Baru Terbarukan (EBT) Alternatif, seperti Kaliandra, Gamal dan Eucalyptus.
“Peluang itu terbuka lebar di tahun 2030 nanti, 142 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bahan bakar fosil batu bara, akan dikonversi dengan bahan bakar Bio Massa,” ujar Doktor Firman kepada Haluan, Rabu (12/7/2023) kemarin.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatra Barat (Sumbar) ini menjelaskan, pemerintahan Presiden Joko Widodo, saat ini terus menggenjot transisi energi kotor berbahan bakar fosil menjadi energi bersih.
Sebagai bentuk kerseriusannya, Pemerintah bahkan bakal mempensiun dinikan ratusan unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara yang ada di seluruh Indonesia.
“Artinya, bahan bakar batu bara PLTU akan diganti menjadi bahan bakar alternatif bio massa bagi Sumbar yang memiliki kawasan hutan cukup luas, serta program Perhutanan Sosial yang telah cukup berhasi. Ini adalah peluang,“ ucap Firman.
Firman menjelaskan, tanaman Kaliandra dan Gamal merupakan ‘Batu Bara Hijau’ yang digadang-gadang akan menjadi sumber energi hijau terbarukan berkelanjutan masa depan.