Sementara itu, Bupati Sijunjung, Benny Dwifa tidak menyangkal adanya warga Kabupaten Sijunjung yang menjadi pengikut NII. Sebab itu, ia meyakini warga yang diambil sumpahnya saat ini hanyalah korban dan telah diperdaya oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dibalik itu semua.
“Mari saling mewaspadai setiap gerakan yang dapat memecah-belah kerukunan antar sesama, apalagi memecah belah NKRI, Pancasila dan UUD 1945,” ujar bupati.
Benny menambahkan, pascapencabutan baiat dan pembacaan sumpah setia NKRI, selanjutnya para warga tersebut akan diberi pendampingan sebagaimana mestinya.
Dikesempatan lain, salah seorang perwakilan mantan NII Nagari Sungai Lansek berinisial DI (38) mengaku tidak tahu sedikit pun soal adanya NII, serta menegaskan bahwa dirinya telah menjadi korban bagi kepentingan sekelompok orang.
“Kami dulu, sekitar enam tahun silam memang pernah mengikuti kegiatan wirid pengajian yang dipelopori oleh seorang ustaz. Namun dalam kegiatan wirid waktu itu hanya berupa kegiatan pengajian pada umumnya dan tidak ada hal-hal mencurigakan seperti mengajarkan paham-paham tertentu yang bertentangan dengan undang-undang,” katanya.
DI juga menuturkan bahwa kegiatan wirid pengajian sempat diikuti beberapa kali yang dilaksanakan di musala, masjid dan rumah para jemaah. Topiknya, yakni seputar ibadah, meningkatkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan.
“Kami juga mohon kepada aparat penegak hukum kedepannya memonitor dan menindak tegas oknum tak bertanggungjawab yang dapat merugikan masyarakat, dan mencatut nama-nama kami demi kepentingan sekelompok orang untuk memecah belah NKRI. Saya tegaskan, saya NKRI, saya Pancasila dan saya cinta Indonesia,” katanya dengan nada bersemangat. (*)