Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang, Iskandar Z Lubis menyebut bahwa PT Semen Padang mendorong masyarakat untuk menanam kaliandra merah, karena ini bersifat mandatori bahwa Indonesia sebagai bagian di dunia, berkewajiban untuk menurunkan emisi karbon dan sekaligus menambah stok karbon.
“Jadi, penanaman kaliandra merah ini sebagai bentuk komitmen Semen Padang untuk Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan guna mengurangi emisi CO2. Kemudian bagi Semen Padang sendiri, penanaman kaliandra merah ini bertujuan untuk mendukung program Alternatif Fuel Raw Material (AFR) sebagai program jangka panjang perusahaan dalam hal keberlangsungan perusahaan yang ditargetkan pada tahun 2025, AFR sudah mencapai 16 persen,” katanya.
Kayu kaliandra merah dipilih untuk mendukung program AFR, lanjut Iskandar, karena memiliki 3.800-4.200 kilokalori (kkal), sama dengan kalori batubara yang dipakai di PT Semen Padang saat ini dikisaran 4.000 kkal. Bahkan untuk kayu kaliandra merah ini, PT Semen Padang sudah melakukan uji coba dengan jumlah sekitar 200 ton. “Meskipun jumlahnya kecil, tapi untuk kestabilan operasi sudah mulai dapat dikendalikan dengan baik,” ujarnya.
Komitmen PT Semen Padang untuk mengembangkan kaliandra merah sebagai EBT telah dilakukan sejak tahun 2022. Bekerjasama dengan Dinas Perhutanan Provinsi Sumbar, PT Semen Padang terus memperluas wilayah penanaman kaliandra merah dengan memanfaatkan kawasan perhutanan sosial hampir di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sumbar.
“Selain Dinas Perhutanan, kami juga bekerjasama dengan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh untuk penyediaan bibit kaliandra merah. Di samping itu, kami juga membuat nursery kaliandra di kawasan konservasi Semen Padang. Bahkan, ratusan ribu batang kaliandra merah dari nursery itu sudah kami distribusikan ke masyarakat atau kelompok tani di kawasan perhutanan sosial,” pungkas Iskandar. (h/dan)