“Melalui Dinas BMCKTR, kita akan melakukan pengerukan badan sungai. Dari total 23 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, ada 5 yang terdampak. Itulah nanti yang akan kita keruk,” ujar Mahyeldi.
Terkait dengan tahapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab-Rekon) atau penanganan jangka panjang, Gubernur Mahyeldi mengaku bahwa pihaknya masih menunggu laporan dan hasil pendataan tuntas dari kabupaten/kota terdampak.
Data laporan itu, adalah dasar pijakan awal bagi Pemprov Sumbar untuk melakukan pengambilan keputusan yang diperlukan selanjutnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Rudi Rinaldy memastikan, banjir lahar dingin yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar kemarin, tidak menimbulkan korban jiwa karena adanya sinergi dengan seluruh pihak.
Ia menyebut, sebelum terjadinya bencana, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan peta dan simulasi potensi dampak bencana erupsi Gunung Marapi.
Langkah itu juga diikuti oleh Badan Mitigasi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang terus mengirimkan laporan prediksi cuaca seluruh wilayah Sumbar secara periodik.
“Output kedua lembaga tersebut sangat membantu kita dalam menyiapkan langkah antisipasi. Jadi ketika prediksi itu benar, kita menjadi lebih siap dan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan terutama keselamatan jiwa,” ucap Rudy Rinaldy.