SOLOK, HARIANHALUAN.ID–Di mana ada korban bencana, di sana ada Epyardi Asda. Begitulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan kepedulian Epyardi terhadap korban bencana. Epyardi memang senang membantu korban bencana. Kalau di KTP ada kolom “hobi”, barangkali kolom “hobi” di KTP Epyardi bertuliskan “membantu korban bencana”.
Ia seakan-akan merasakan apa yang digambarkan penyair Sutardji Calzoum Bachri dalam puisi “Satu”: /yang tertusuk padamu, berdarah padaku/. Orang lain yang kena bencana, Epyardi yang merasakan sakitnya. Hal itu terlihat sejak Epyardi menetap di Sumbar sebagai Bupati Solok (2021–2024). Sebelumnya, sebagai Anggota DPR, ia jarang pulang kampung kecuali masa reses dan kegiatan-kegiatan tertentu. Sejak menjadi bupati, ia selalu hadir untuk membantu korban bencana alam.
Tidak hanya membantu, ia turun langsung ke lokasi bencana untuk melihat kondisi korban bencana dan menenangkan mereka. Korban bencana tidak hanya perlu dibantu kebutuhan hidupnya, tetapi juga perlu dipenuhi kebutuhan batinnya, yaitu rasa tenang, yang dapat muncul dari perhatian dan empati dari tokoh-tokoh publik. Pemberian bantuan terhadap korban bencana dan turun langsungnya Epyardi menjenguk korban bencana merupakan bentuk keprihatinan mendalam Bupati Solok itu terhadap korban bencana. Ia seperti ikut merasakan kesakitan dan kepedihan korban bencana yang kehilangan anggota keluarga atau harta benda.
Karena itu, bukanlah hal yang mengherankan Epyardi bergerak cepat membantu korban banjir bandang di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar yang terjadi beberapa hari yang lalu. Ia turun langsung melihat kondisi korban bencana di kedua daerah tersebut. Di Agam Epyardi Asda berjanji untuk membangun kembali rumah korban banjir bandang.
Pembangunan tersebut akan dilakukan melalui program bedah rumah dari pemerintah pusat. Pada tahun ini Kabupaten Solok mendapatkan bantuan 2.000 bedah rumah dari pemerintah pusat. Epyardi akan mengambil sebagian jatah bedah rumah itu untuk korban bencana di Agam. Pada kunjungan ke lokasi bencana tersebut Epyardi juga membawa satu unit ekskavator untuk proses evakuasi dalam mencari korban dan membersihkan material banjir bandang.
Dari Pemkab Solok, ia menyalurkan bantuan beras dua ton, mi instan 40 dus, minyak goreng 40 dus, gula pasir 172 kilogram, dan uang Rp50 juta dari Baznas Kabupaten Solok. Selain itu, ia menugasi tim sigap bencana yang terdiri atas TRC BPBD, Tagana, dan Dinas Sosial untuk mendirikan dapur umum. Untuk Jorong Pagu-Pagu, Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Epyardi menyediakan empat unit ambulans, memberikan ikan laut segar 70 kilogram, beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, dan kain sarung.
Ketika banjir bandang dan longsor menerjang Pesisir Selatan pada Mei yang lalu, Epyardi menyalurkan bantuan dari Pemkab Solok dan dari kantong pribadinya berupa zakat mal. Bantuan dari Pemkab Solok senilai Rp100 juta tersebut berupa kompor gas 100 set, pakaian dalam 400 set, minyak goreng 234 liter, kain sarung 10 kodi, mukena 50 lembar, dan tikar 30 lembar.
Selain itu, Pemkab Solok mengirimkan ekskavator dan tim damkar. Jika ada orang yang berpikir bahwa Epyardi membantu korban bencana alam karena Pilkada Sumbar sudah dekat, yaitu November 2024, sebaiknya orang tersebut segera merevisi pikirannya. Sewaktu gempa mengguncang Nagari Kajai, Pasaman Barat, pada Februari 2022, yang mengakibatkan 10.000 orang mengungsi dan 2.000 rumah rusak, Epyardi membantu korban gempa dan turun langsung ke lokasi bencana.
Ia memimpin Pemkab Solok untuk mengirimkan alat berat berupa backhoe loader ini untuk membersihkan puing reruntuhan bangunan dan keperluan lainnya. Ia juga menyerahkan uang Rp100 juta, sembako, hasil pertanian, tikar, dan selimut. Selain itu, Pemkab Solok ikut mendirikan dapur umum dan menerjunkan tenaga medis. Pemberian bantuan yang diterangkan tersebut hanyalah beberapa contoh pemberian bantuan terhadap beberapa daerah. Banyak lagi daerah yang korban bencananya dibantu oleh Epyardi, yang terlalu panjang jika dituliskan dalam artikel ini dan mungkin akan dianggap pamer kebaikan.
Pemberian bantuan tersebut dituliskan dalam artikel ini hanya untuk menyumpal mulut orang-orang yang mencemooh, mengolok-olok, bahkan menghujat Epyardi Asda di media sosial saat menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir bandang dan turun langsung ke lokasi bencana di Agam dan Tanah Datar. Aneh sekali orang berbuat baik dituduh melakukan pencitraan politik hanya karena Epyardi akan maju sebagai calon gubernur pada pilkada 2024.
Yang lebih lucu lagi, di media sosial ada orang yang menghujat Epyardi yang Bupati Solok, tetapi membantu korban bencana di Agam dan Tanah Datar. Orang seperti itu tidak tahu bahwa aksi kemanusiaan dan rasa iba terhadap korban bencana tidak mengenal batas wilayah administratif. Dalam situasi bencana seperti ini, sudah seharusnya dihilangkan sentimen politik dan kebencian terhadap lawan politik. Semua pihak seharusnya bahu-membahu untuk membantu korban bencana alam terlepas apa pun jabatannya, dari daerah mana ia berasal, dan apa partai politiknya.
Epyardi mungkin tidak tahu bahwa ia dicemooh beberapa orang di media sosial karena memberikan bantuan untuk korban banjir bandang yang terjadi beberapa hari yang lalu. Ia mungkin tidak sempat membuka media sosial karena sibuk mengupayakan bantuan untuk korban banjir bandang sejak bencana itu terjadi. Itu memang kelemahan Epyardi. Epyardi yang dikenal keras dan tegas saat berbicara luluh hatinya dan berlinang air matanya melihat penderitaan orang yang terdampak bencana alam. Itulah kelemahan terbesar Epyardi yang tidak bisa ia atasi.