Setelah mengumpulkan data-data tersebut, tim lalu menyusun beberapa saran yang ditujukan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumbar dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra V.
“Kami menyusun beberapa saran, seperti pembangunan sabodam di hulu sungai, pembangunan pengontrol kemiringan dasar sungai, agar kecepatan air normal. Kemudian mengembalikan fungsi jalan nasional dan segera membuat peraturan tentang sempadan Batang Anai,” ujarnya.
Selain itu, terkait erupsi Gunung Marapi dan hubungannya dengan banjir bandang, tim memperkirakan bahwa erupsi Marapi telah menyemburkan 300 ribu meter kubik material yang sebagiannya menumpuk di hulu sungai, dan berpotensi pada banjir lahar dingin.
Diketahui, Gunung Marapi aktif tipe A yang pernah meletus pada tahun 1833 ini telah menyandang status Waspada sejak 2011, dan hampir setiap tahun mengalami letusan eksplosif. Oleh karena itu, tim telah menyusun saran solusi, antara lain penyusunan renaksi dan penyelenggaraan rekonstruksi, seperti rumah, sarana umum, pendidikan, sosial dan infrastruktur ketahanan pangan dan melakukan penguatan tanggap bencana, serta merencanakan bangunan sabodam dan suplai irigasi. (*)