PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pengamat Ekonomi Unand, Prof. Dr. Elfindri, SE.MA. mengatakan, Sumbar memiliki ketertinggalan dibandingkan daerah-daerah pantai timur. Menurutnya, ketertinggalan tersebut dikarenakan beberapa hal.
“Khususnya, setelah ada program pembukaan ruas jalan pantai timur dan berkembangnya investasi di wilayah-wilayah, seperti Riau, Jambi dan Sumatra Utara. Namun percepatannya tidak seperti itu, meskipun kontribusi sektor pertanian dan tourism masih cukup tinggi,” ujar Elfindri.
Ia mengatakan, Sumbar masih terkendala pada infrastruktur jalan yang bukan hanya dikarenakan oleh bencana yang sedang terjadi, namun jauh sebelum itu, infrastruktur jalan sudah menjadi kendala khususnya di Sumbar.
“Katakanlah pada musim libur, tidak banyak yang bisa diharapkan yang sebenarnya potensinya sangat besar sekali, baik di akhir tahun atau pada masa Lebaran. Tapi ini yang terjadi sebaliknya, artinya, penurunan itu karena belum adanya ketersediaan negara dalam memenuhi pelayanan infrastruktur dasar, sehingga adanya keterlambatan untuk Sumbar ini bangkit,” ujarnya lagi.
Sementara itu, katanya di daerah-daerah lain, seperti pembangunan jalan tol di Riau bisa dilakukan 10 kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan jalan tol di Sumbar. Itulah yang membuat daerah lain lebih cepat bangkit.
“Oleh karena itu, infrastruktur menjadi penting untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi di dalam RPJP, sektor pendukung pertanian, tourism dan pengolahan menjadi bagian-bagian baru yang belum pernah digarap proses investasinya selama ini,” kata Elfindri.
Ia menyebutkan, jika hal tersebut bisa diwujudkan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen, serta target percepatan dalam lima tahun untuk membuka ruas jalan menuju daerah timur, kebangkitan Sumbar tidak akan lagi sekedar menjadi mimpi indah.