Peresmian Museum Sastra Indonesia sendiri, sambungnya, menjadi langkah awal dalam meningkatkan standar dan kualitas seluruh museum yang ada di Indonesia. Ia pun mengajak seluruh pihak berwenang serta masyarakat, agar terus menumbuhkan rasa memiliki atas kekayaan budaya yang dimiliki.
“Orang yang beradab adalah orang yang menghargai budayanya,” ucapnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Plt Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas peresmian Museum Sastra Indonesia di Sumbar, yang merupakan museum sastra pertama yang diresmikan oleh Menteri Kebudayaan di Indonesia.
“Kita sangat bangga karena Menteri Kebudayaan dan Wakil Menteri Kebudayaan adalah putra Minang. Selain Bapak Menteri Fadli dari Lima Puluh Kota, Bapak Wamen Giring Ganesha juga berasal dari Talu Pasaman Barat. Hari ini, beliau meresmikan museum sastra pertama di Indonesia, dan kunjungan ke Sumbar hari ini juga kunjungan kerja pertama beliau ke daerah,” ujar Audy.
Peresmian Museum Sastra Indonesia di Sumbar, sambung Audy, adalah anugerah yang tak ternilai bagi Sumbar. Serta, menjadi sebuah penegasan atas status Sumbar sebagai salah satu daerah tempat lahirnya banyak sastrawan kaliber nasional.
“Kita mengucapkan ribuan terima kasih atas kesediaan Bapak Menteri untuk menetapkan dan meresmikan Museum Sastra Indonesia ini,” ujarnya lagi.
Selain juga dihadiri Wamenbud RI Giring Ganesha, kegiatan peresmian Museum Sastra Indonesia juga dihadiri sejumlah tokoh nasional, antara lain Sastrawan Legendaris asal Sumbar, Taufiq Ismail; Wakil Duta Besar Indonesia untuk Unesco, Ismunandar; Ketua Bundo Kanduang Sumbar, Prof Raudha Thaib; Rektor ISI Padangpanjang, Febri Yulika, Sastrawan Jose Rizal Manua, Budayawan Mak Katik, dan sejumlah tokoh dan budayawan lainnya.