Menurut Devi, kasus PMK ini berkembang dalam kurun waktu yang cukup cepat. Sedangkan untuk masa penyembuhannya memerlukan waktu yang cukup lama. “Sampai benar sembuh itu memang butuh waktu yang panjang, karena ada luka-luka yang perlu waktu dalam penyembuhan, seperti ada kuku atau mulut dari ternak itu yang terinfeksi PMK,” katanya lagi.
Hal ini, sambung Devi, juga terlihat dari total kasus PMK yang telah mencapai 297 hewan dilaporkan baru tiga hewan ternak yang telah dinyatakan sembuh. Tiga hewan itu merupakan kasus pertama PMK yang ditemukan di Kecamatan Ulakan Tapakih.
Lebih lanjut Devi menambahkan, pemerintah daerah selalu melakukan investigasi penyakit dalam setiap adanya kasus PMK, yang ditemukan terutama dalam pengobatan untuk ternak yang sakit. Di sisi lain, pemerintah juga telah menutup pasar ternak dan penyemprotan disinfektan agar wabah PMK ini tidak terus menular.
“Kita selalu memberikan pengobatan sepanjang stok obat yang tersedia. Namun saat ini tidak semua yang bisa dijangkau, karena keterbatasan anggaran yang ada untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam proses menanggulangi kasus PMK di Padang Pariaman,” katanya. (*)
Berita Ini Telah Terbit di Koran Harian Umum Haluan Edisi 31 Mei 2022 Dengan Judul “Ratusan Sapi Terjangkit PMK, Stok Obat Padang Pariaman Mulai Menipis”