Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri menyebut bahwa Pemko Solok merupakan daerah pertama yang melakukan kerja sama dalam penanganan sampah melalui aplikasi Nabuang Sarok. Dan penanganan sampah ini juga bagian dari Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Semen Padang.
Setelah Kota Solok, kata Oktoweri, kerja sama penanganan sampah melalui aplikasi Nabuang Sarok ini pun akan berlanjut dengan kabupaten dan kota lainnya di Sumbar. Karena, sampah merupakan masalah nasional. Dan Semen Padang mencari solusi membantu pemerintah dalam mengurus yang seharusnya tidak perlu diurus.
“Sampah itu sebenarnya menjadi tanggung jawab pribadi. Makanya, kami berharap pemerintah daerah, terutama Kota Solok yang telah melakukan MoU dengan Semen Padang tentang pengelolaan sampah, dapat memanfaatkan semaksimal mungkin aplikasi Nabuang Sarok tersebut dalam menekan jumlah sampah,” kata Oktoweri.
Di samping membantu pemerintah, kata Oktoweri melanjutkan, penanganan sampah melalui aplikasi Nabuang Sarok ini dilakukan, karena Semen Padang berkeinginan menjadi perusahaan kelas dunia. Salah satu cirinya untuk menjadi perusahaan kelas dunia adalah go green.
“Isu go green ini kami implementasi dalam bentuk aplikasi Nabuang Sarok. Artinya, sarok atau sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan atau disetor ke aplikasi Nabuang Sarok, akan kami jadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil untuk pabrik dan tentunya sampah yang disetor ke Nabuang Sarok akan jadi nilai ekonomis, karena ada reward-nya,” ujar Oktoweri.
Sementara itu, Kepala Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi PT Semen Padang, Juke Ismara menyebut aplikasi Nabuang Sarok adalah sebuah aplikasi berbasis web milik PT Semen Padang yang diluncurkan pada puncak HUT ke-64 Pengambilalihan PT Semen Padang dari tangan Belanda yang diperingati setiap 5 Juli.