HARIANHALUAN.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lima Puluh Kota komitmen untuk menurunkan angka stunting mulai membuahkan hasil. Hal itu terlihat dari menurunnya angka prevalensi stunting di daerah itu. Pada 2021 angka prevalensi stunting berada pada angka 28,2 persen, dan pada 2022 angka tersebut mengalami penurunan menjadi 24,3 persen.
Untuk menyamakan persepsi, serta meningkatkan sinergitas dan kolaborasi pemangku kepentingan dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota dan nasional, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdaayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) melaksanakan rapat koordinasi dan rembuk stunting tingkat Kabupaten Lima Puluh Kota.
Sekaligus dilakukan peluncuran BASIBA LIKO (Bersama Atasi Stunting dengan Ibu Bapak Asuh Lima Puluh Kota) di Aula Kantor Bupati, Sarilamak, Rabu (13/9).
Rakor yang dibuka langsung oleh Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo itu turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Widya Putra, Kepala Kantor Kemenag Irwan, Ketua TP-PKK Nevi Safaruddin, para asisten, kepala perangkat daerah, camat, dan wali nagari se-Kabupaten Lima Puluh Kota.
“Kemajuan (menurunnya angka prevalensi stunting) ini patut disyukuri, namun kami mengingatkan seluruh stakeholder untuk tidak berpuas diri, dan harus bertekad dalam mencapai target nasional di tahun 2024 yakni 14 persen,” kata Safaruddin.
Ia menuturkan, di Kabupaten Lima Puluh Kota saat ini terdapat 2.050 balita stunting dari 23.740 balita dan terdata 29.918 keluarga beresiko stunting atau sebesar 53,79 persen dari jumlah data.
Ia mengatakan, agar upaya penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat tercapai, diperlukan kolaborasi dan sinergi yang baik antar perangkat daerah baik yang spesifik maupun yang sensitif, karena permasalahan stunting bukan hanya urusan perangkat daerah bidang kesehatan saja, namun, 70 persen peran perangkat daerah lainnya yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan penurunan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dia juga menyambut baik lahirnya program BASIBA LIKO sebagai salah satu inovasi dalam penurunan stunting.
“Semoga terobosan ini dapat dijalankan di seluruh OPD maupun nagari dan bisa menurunkan angka prevalensi stunting di Lima Puluh Kota,” harapnya.
Kepala DP2KBP3A sekaligus Ketua Panitia, Ayu Mitria Fadri dalam laporannya menyampaikan, kegiatan rembuk stunting dilaksanakan untuk memastikan adanya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara organisasi Perangkat Daerah dengan lembaga non pemerintah, nagari, dan masyarakat.
“Adapun tujuannya menguatkan sinergi kepedulian serta meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam rangka koordinasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota ” jelasnya.
Dalam rangkaian kegiatan rembuk stunting tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama antara Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota melalui Dinas Kesehatan dengan Kemenag Lima Puluh Kota serta pemberian penghargaan kepada wali nagari inovatif. (*)