PADANG PANJANG, HARIANHALUAN.ID – Subuh Mubarakah kembali digelar di Masjid Nurul Amri, Kelurahan Balai-Balai, Kecamatan Padang Panjang Barat, Minggu (20/4). Kegiatan tersebut seputar tausiah agama yang disampaikan oleh ustaz.
Staf Ahli Wali Kota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemko Padang Panjang, Maiharman turut memberikan sambutan yang mengapresiasi pelaksanaan rutin Subuh Mubarakah di Masjid Nurul Amri dan berharap kegiatan ini terus ditingkatkan.
“Ini contoh kegiatan positif yang patut ditiru. Kita berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan semakin banyak jemaah yang hadir,” katanya.
Maiharman juga menyampaikan sejumlah kegiatan pemko, salah satunya penerapan Sistem Satu Arah (SSA). Program ini bertujuan agar Padang Panjang tidak hanya menjadi kota perlintasan, tapi juga menjadi kota tujuan.
“Melalui SSA, kita ingin orang dari arah Batusangkar, Solok maupun dari Bukittinggi, Padang bisa singgah dan berbelanja di pasar pusat. Evaluasi terhadap sistem ini terus dilakukan agar lebih efektif,” jelasnya.
Ia juga mengajak masyarakat berperan aktif terhadap pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dengan memberikan saran dan masukan demi kemajuan bersama.
Kegiatan rutin yang telah digelar ke-89 ini diisi tausiah oleh Buya Muhammad Arief Tuanku Bandaro Sati. Ia mengajak jemaah senantiasa mempersiapkan diri menghadapi kematian dan kembali kepada Allah SWT.
“Hidup ini akan berganti dengan mati. Tak ada satu pun manusia yang bisa menunda kematian yang telah ditetapkan Allah,” ujar Buya.
Buya mengingatkan, tak seorang pun dijamin akan hidup hingga esok hari. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang berbenah, memperbaiki diri, dan menyadari bahwa kehidupan ini hanyalah persinggahan sebelum kembali kepada Sang Khalik.
“Kenalilah Allah sebelum kembali kepada-Nya. Bekal terbaik adalah amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah, bukan karena ingin surga atau takut neraka,” lanjutnya.
Dia menuturkan, fungsi ibadah supaya menjalin hubungan spiritual dengan Tuhan. Menurutnya, ibadah tidak memiliki kekuatan memaksa apa pun. Tujuannya adalah mencari rida Allah. (*)