“Pekan Nan Tumpah tahun ini diupayakan juga menjadi sebuah program yang lebih cair lagi dengan bentuk rangkaian keberagaman, yang selama ini memang menjadi konsentrasi Komunitas Seni Nan Tumpah. Kami masih ingat sejak 2011 lalu, Pekan Nan Tumpah hadir untuk lepas dari ikatan-ikatan yang menjeratnya,” ujarnya.
Mahatma pun merapal jalannya Pekan Nan Tumpah sejak kurang lebih 15 tahun lalu sampai kini. Ia mengingat bagaimana keswadayaan Komunitas Seni Nan Tumpah yang lambat laun mampu menjaring komunitas-komunitas lain, membuka ruang dengan kelembagaan, dan menjajaki ruang-ruang baru tentang seni.
“Dan sejak 2019 kita mengakomodir kegiatan ini tidak lagi spesifik pada pertunjukan saja, tapi beralih ke festival seni, termasuk program UMKM dan kriya sekalipun. Ini yang akhirnya mengiringi jalan Pekan Nan Tumpah sampai sekarang ini. Sebagaimana tujuannya, kita ingin membangun integrasi seni yang melibatkan berbagai pihak agar ekosistem berkesenian itu terus nampak,” ujar Direktur Pekan Nan Tumpah tersebut.
Kegiatan Pekan Nan Tumpah
Pekan Nan Tumpah 2025 telah berlangsung sejak pertengahan Maret kemarin dan akan disudahi pada Juli nanti. Kegiatan terangkum dalam tiga induk kegiatan yaitu Prafestival, Festival dan Program Pendukung. Pada 14 Maret lalu, kegiatan Panggilan Terbuka Sekolah Kunjungan Nan Tumpah Masuk Sekolah 2025 menjadi pembuka kegiatan yang dikabarkan via media sosial dan website. Dan kegiatan ini akan berlangsung hingga 9 April untuk mencari sekolah yang akan didatangi Komunitas Seni Nan Tumpah.
Selanjutnya dalam rangkaian kegiatan kedua ada Diskusi Kelompok Terpumpun (DKI) Pekan Nan Tumpah 2025 dengan dua seri DKI yang telah digelar di Fabriek Padang, pada 20 dan 21 Maret lalu. Sorak kabar pun mulai dikabarkan pada Taklimat Peluncuran Pekan Nan Tumpah 2025 bersama pewarta media di Ruangtemu Nan Tumpah, Minggu (23/3) kemarin.
Memasuki April ini, barulah dimulai Nan Tumpah Masuk Sekolah. Setidaknya ada 14 sekolah tingkat SMA se-Sumbar yang akan dilawat Nan Tumpah selama sebulan penuh. Setelahnya rangkaian Prafestival ditutup dengan Ke Rumah Nan Tumpah pada bulan Mei hingga Juni. Ke Rumah Nan Tumpah ini akan menampilkan pertunjukan seni tradisi dari berbagai sanggar seni tradisi yang ada di Sumbar.
Kemudian di bulan Juli sebagai puncaknya rangkaian festival, dalam Festival Pekan Nan Tumpah 2025. Festival ini akan dilangsungkan di Fabriek Padang dengan berbagai seni pertunjukan berbasis kontemporer. Kata Pekan memang menunjukkan festival itu berlangsung selama sepekan pada 6 hingga 12 Juli nanti.














