PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Padang Pariaman melalui Bidang Kebudayaan bekerja sama dengan lembaga Surau Intellectual for Conservation (SURI) melakukukan digitalisasi, katalogisasi, dan restorisasi manuskrip (naskah kuno) Syekh Burhanuddin. Kegiatan itu dilakukan di Surau Pendek Ketek, Kecamatan Ulakan Tapakis.
Dalam melakukan upaya pelestarian naskah kuno koleksi Surau Pendek Ketek itu, Disdikbud Padang Pariaman juga melibatkkan Ahli Filologi Universitas Andalas, Dr. Pramono dengan menggandeng pakar Konservasi Naskah Kuno Universitas Malaya, Prof. Madya Dr. Ab. Razak Ab. Karim, serta dosen dan mahasiswa Univeristas Tanjungpura. Diketahui, kegiatan ini berlangsung selama satu pekan dimulai pada tanggal 12-27 Juni 2023.
Kepala Disdikbud Padang Pariaman, Anwar menyampaikan, keberadaan manuskrip menjadi salah satu bukti sejarah peradaban di suatu daerah. Muatan yang tertulis dalam naskah kuno tersebut menjadi salah satu landasan untuk menambah ilmu pengetahuan.
“Dengan menggandeng kalangan profesional, ini menjadi bukti kepedulian pemerintah terhadap perjalanan sejarah terkhusus di Kabupaten Padang Pariaman,” ujarnya.
Anwar juga mengajak masyarakat Padang Pariaman untuk meningkatkan peran serta dalam penyimpanan, perawatan, pelestarian, dan pendaftran naskah kuno.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Padang Pariaman, Ade Novalia menyebutkan, kegiatan ini merupakan upaya penyelamatan khazanah budaya dan pelestarian dari warisan leluhur yang berisikan kearifan lokal dengan tujuan untuk merawat fisik serta perlindungan terhadap informasi yang terkandung di dalam naskah kuno tersebut dan wajib untuk dilestarikan.
“Pelestarian naskah kuno ini dilaksanakan dalam bentuk pendigitalan serta melakukan restorasi terhadap kertas-kertas naskah kuno peninggalan Syekh Burhanuddin yang telah rusak dimakan usia,” ujarnya.
Selain itu, Ade Novalia juga menyebutkan, dari 53 naskah kuno yang ditemukan, hanya 48 naskah yang bisa diselamatkan olah Disdikbud dan tim, dikarenakan kondisi naskah yang sudah habis dimakan rayap.
Ia berharap, kegiatan ini bisa menambah wawasan para pewaris naskah untuk dapat menjaga dan merawat naskah-naskah tersebut secara mandiri kedepannya dengan standarisasi dan metode yang telah disampaikan oleh pakar naskah kuno. (h/dan)