“Apabila nasabah sudah memahami keberadaan bank sampah ini, tentunya selain persoalan timbulan sampah bisa diatasi, juga sampah bisa dijadikan bernilai ekonomis melalui kegiatan daur ulang, sehingga nantinya diharapkan nasabah dapat meningkat kesejahteraan hidupnya,” ucap.
Sebelumnya Pj Kota Padang Andree Algamar mengungkapkan bahwa Kota Padang menghasilkan hingga 660 ton sampah per hari, dan saat ini Pemko Padang baru mampu menangani sekitar 78 persen dari jumlah tersebut. Sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan. “Inilah yang perlu kita persiapkan untuk masyarakat Kota Padang ke depan, yaitu mengubah pola hidup dan perilaku agar mengonsumsi makanan sesuai takarannya dan tidak mubazir,” ujar Andree.
Sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah, Pemko Padang saat ini tengah menggencarkan program daur ulang sampah organik, salah satunya melalui budidaya maggot yang memiliki nilai ekonomis.
Selain memaksimalkan pengelolaan sampah organik, Pemko Padang juga fokus pada pengelolaan sampah anorganik. Andree menyebutkan bahwa saat ini sekitar 100 ton sampah sudah bisa diekstrak dan dipilah melalui bank sampah.
“Melalui gerakan Padang Bagoro, saat membersihkan rumah, masyarakat akan menemukan sampah yang bisa dipilah. Oleh karena itu, edukasi mengenai bank sampah perlu digencarkan. Kami targetkan satu RW memiliki satu bank sampah,”katanya.
Andree juga menekankan pentingnya meningkatkan peran Lembaga Pengelola Sampah (LPS) di tingkat kelurahan hingga kecamatan untuk memastikan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.