PADANG, HARIANHALUAN.ID– Kota Padang terus mencatatkan rekor sebagai penghasil sampah terbesar di Sumatera Barat dengan sekitar 462 ton sampah rumah tangga yang diproduksi setiap hari. Angka ini jelas menjadi tantangan besar dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Yozarwardi U-Sama Putra, mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan merupakan masalah besar yang harus dihadapi. Meski demikian, dia yakin bahwa solusi dapat ditemukan melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, universitas, dan sektor swasta.
“Pengelolaan sampah di Kota Padang sangat membutuhkan kolaborasi semua pihak. Kami berharap masyarakat bisa lebih terlibat dalam pengelolaan sampah di rumah tangga mereka,” kata Yozarwardi dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Sampah Kota Padang yang diadakan di Wisma Indarung, PT Semen Padang, pada Selasa (11/2).
Diungkapkan lebih lanjut, sampah di Kota Padang terdiri dari berbagai jenis sumber. Sampah rumah tangga mendominasi dengan angka 462 ton per hari, sementara sampah dari pasar mencapai 88-100 ton dan dari pusat perniagaan serta perkantoran masing-masing sekitar 20 ton per hari.
Pemprov Sumbar berkomitmen mendukung berbagai inisiatif yang mendasarkan pada prinsip ekonomi sirkular dan ramah lingkungan.
“Kami mendukung penuh upaya-upaya pengelolaan sampah yang dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA, misalnya melalui program daur ulang, budidaya maggot, dan bank sampah,” lanjut Yozarwardi.
Dalam rakor tersebut, dia menegaskan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat dan penyediaan fasilitas yang mendukung pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Salah satu solusi yang diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah dengan mendorong masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dan daur ulang.
Yozarwardi menargetkan pengelolaan sampah di Kota Padang akan meningkat dengan beberapa langkah konkret. Selain pengurangan sampah, dia juga berharap agar sirkular ekonomi melalui maggot dan bank sampah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami berharap ini menjadi inspirasi untuk lebih banyak pihak terlibat dalam pengelolaan sampah yang lebih baik,” tutupnya.
Dengan adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor lainnya, diharapkan Kota Padang bisa menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang terus meningkat. Yozarwardi menambahkan bahwa tanpa peran aktif dari masyarakat, tantangan ini tidak akan bisa diselesaikan dengan maksimal. (*)