“Hampir setiap sore saya terjebak macet di sini. Kalau pagi agak lancar karena ada petugas, tapi sore hari sering tidak ada yang berjaga,” keluh Juli, seorang pengendara mobil.
Kondisi serupa terjadi di Simpang Durian Taruang, meski jalur cukup lebar, pengendara yang tidak sabar sering mengambil sisi kiri jalan, sehingga memperparah kemacetan. “Jalan sudah lebar, tapi malah disesaki karena semua orang ingin cepat,” ucap Veri, pengendara motor.
Sementara itu, kemacetan juga terjadi di kawasan Simpang Tinju, Gunung Pangilun (depan MAN 2 Padang), dan sejumlah jalur alternatif seperti Simpang Tunggul Hitam menuju Siteba dan Jalan DPR. Padatnya arus kendaraan di jam sekolah dan pulang kerja membuat warga harus berjibaku di jalan.

“Saya kerap terlambat antar anak ke sekolah karena sudah macet dari keluar rumah. Jalur Tunggul Hitam ke jalan utama bisa macet sampai ratusan meter,” keluh Dedi (48), warga Dadok Tunggul Hitam.
Tak hanya itu, kemacetan juga terpantau di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Proklamasi, Kecamatan Padang Timur, terutama di depan RSUP M Djamil dan RS BMC Padang. Kondisi ini diperparah oleh kendaraan pribadi yang keluar masuk area rumah sakit saat jam kunjungan dan pulang kantor.
“Kemacetan biasanya dimulai sekitar pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Kendaraan keluar masuk rumah sakit menghambat arus kendaraan dari dua arah,” ujar Rizal (42), pengguna jalan.
Warga berharap Pemerintah Kota Padang dan instansi terkait segera bertindak. Penertiban angkutan umum, peningkatan pengawasan di titik-titik rawan macet, serta optimalisasi fungsi terminal dan jalur alternatif dinilai menjadi langkah mendesak untuk mengurai kemacetan yang kian kronis ini. (*)