PADANG, HARIANHALUAN.ID — Satu nyawa remaja melayang sia-sia akibat tawuran antar kelompok di Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sabtu (19/9/2025) lalu. Tragedi berdarah yang menggetarkan publik ini menjadi alarm keras bagi Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk bergerak cepat menekan angka tawuran remaja yang kian meresahkan.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir menegaskan pihaknya menyiapkan langkah strategis dengan menghadirkan Program Dubalang Kota sebagai garda terdepan dalam menjaga ketertiban lingkungan. Dubalang, yang sudah dibekali bimbingan teknis, diharapkan mampu bertindak sesuai regulasi dan menertibkan kawasan rawan tawuran.
“Dubalang inilah yang akan menjadi penguat di tengah masyarakat, terutama dalam menertibkan lingkungan yang berpotensi melahirkan aksi tawuran,” kata Maigus Nasir, Selasa (16/9/2025).
Fenomena tawuran, menurutnya, tak lepas dari kondisi sosial remaja. Identifikasi Pemko menunjukkan sebagian pelaku masih berstatus pelajar, sementara sebagian lainnya adalah remaja putus sekolah. Saat ini, terdapat 7.178 anak di Kota Padang yang terindikasi putus sekolah.
Untuk mengatasi hal itu, pemko telah menggelar rapat koordinasi dengan camat, lurah, hingga RT dan tokoh masyarakat, dengan arahan agar anak-anak putus sekolah kembali ke bangku pendidikan. “Ada dua faktor utama yang membuat anak berhenti sekolah. Pertama, pengaruh lingkungan. Inilah yang jadi fokus Dubalang Kota. Kedua, faktor ekonomi. Untuk soal ini, pemerintah sudah menjawab lewat program Padang Juara. Tidak ada lagi alasan anak berhenti sekolah karena kemiskinan,” ucap Maigus.
Selain Dubalang Kota, Pemko Padang juga menyiapkan pendekatan berbasis karakter lewat Program Smart Surau yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Program ini menjadi wadah pembinaan keagamaan di masjid maupun gereja, sesuai keyakinan masing-masing.
Tak hanya itu, pemko memperkuat peran guru lewat Program Guru Asuh. Dengan sistem pembagian murid per guru, pendidik akan memonitor dan membimbing siswa, bahkan di luar jam sekolah.
“Kami ingin anak-anak Padang tumbuh dengan pengawasan yang baik, dari guru, masyarakat, maupun lingkungan. Semua langkah ini kami siapkan agar tidak ada lagi nyawa melayang sia-sia akibat tawuran,” tutur Maigus. (*)