Bagi Misran, senam ini lebih dari sekadar olahraga. Ia menyebutnya “ruang sosial baru” tempat warga menemukan kembali rasa kebersamaan yang perlahan hilang di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan.
“Ini bukan tentang senam saja, tapi tentang bagaimana kita menjaga silaturahmi dan saling peduli. Kalau hubungan sosial kuat, masalah di lingkungan juga mudah diselesaikan bersama,” ujarnya.
Kegiatan itu kini terbuka untuk seluruh warga RW 10, maupun masyarakat luar. Beberapa peserta bahkan datang dari RT sebelah. “Kadang ada yang bawa anak kecil, ada juga yang datang sekadar menonton, tapi akhirnya ikut gerak juga,” tutur Misran sambil terkekeh.
Pantauan Harianhaluan menunjukkan, suasana penuh warna setiap Minggu pagi. Di sela-sela lagu “Tabola Bale” terdengar tawa lepas dan teriakan semangat. Seorang bocah kecil menirukan gerakan ibunya, sementara bapak-bapak di bangku kayu ikut mengayunkan tangan perlahan-lahan.
Setelah senam usai, aroma minuman hangat dan kudapan sederhana menyambut para peserta. Tak ada protokol resmi, tak ada panggung megah, hanya kebersamaan yang lahir dari niat baik dan gotong royong.
Di tengah kota yang kian sibuk dan individualistis, senam sehat RT 003 Jalan Ganting I menghadirkan pesan sederhana, namun kuat: bahwa kesehatan bukan hanya soal tubuh yang bugar, tapi juga hati yang saling terhubung. (*)