Sekda mengatakan, pada saat simulasi nanti, tepat pada pukul 10.00 WIB, tanda gempa bumi yang disepakati dibunyikan. Seperti bel, kentongan, lonceng, pluit, dan lainnya.
“Tanda gempa bunyi itu berbunyi selama satu menit. Saat tanda dibunyikan, warga menyelamatkan diri. Mencari tempat aman,” ungkap Andree.
Setelah itu warga menuju titik kumpul. Melakukan pengecekan keadaan dan kondisi anggota. Bagi yang berada di zona bahaya tsunami segera menuju tempat aman.
“Kita berharap dengan simulasi ini dapat terwujud peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengenali tanda gempa berpotensi tsunami, evakuasi mandiri, arahan evakuasi, dan koordinasi antar pengendali evakuasi di lapangan,” beber Sekdako.
Saat ini, terdapat sejumlah daerah yang merupakan titik aman atau zona hijau tsunami. Daerah itu terdapat di lima kelurahan, seperti di Lubuk Minturun, Aie Pacah, Sungai Sapih, Ampang, Lubuk Begalung, Simpang Haru, Sawahan, Sawahan Timur, dan Gunung Pangilun.
“Melalui simulasi itu nanti kita akan mengetahui sekaligus mengevaluasi simulasi bencana yang selama ini kita ketahui,” pungkas Andree.
Diketahui, Kota Padang saat ini memang dilanda isu gempa megathrust. Diperlukan kesiapan warga dalam mengahadapi setiap bencana. Termasuk bahaya gempa dan tsunami. (*)