“Perda mereka (Bali) begitu menjunjung tinggi adat, kepala desa, tokoh adat dihargai, dikasih fasilitas dan diberikan anggaran yang cukup, sehingga bisa menggelar kegiatan budaya dan membuat ketertarikan warga asing untuk datang ke Sumbar,” ujarnya lagi.
Lebih jauh Ginno Irwan mengatakan, dengan tradisi budaya malamang dan bajamba ini diharapkan dapat terus dilestarikan dan diperkenalkan. Sebab, dari sinilah asal muasal yang secara adat budaya Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“Saya juga ingin hidupkan konsep pariwisata Sumbar berbasis tradisi budaya Minangkabau, sehingga tradisi budaya malamang dan bajamba ini tidak hanya menjelang puasa saja,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, juga disuguhi atraksi silat dari Perguruan Silat Tikam Tuo Sapakat, yang turut dibina Ginno Irwan. Terlihat, belasan anak dan remaja memperagakan kebolehan mereka dalam seni bela diri silat dengan tangan kosong, silat menggunakan golok dan aksi kebal sayatan senjata tajam maupun sengatan listrik. (*)