Hampir 30 Persen Ibu-Ibu di Padang Wanita Karir, Pengasuh Anak Perlu Diedukasi  Stunting

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Sri Kurnia Yati saat memberikan sambutan pada kegiatan pengabdian masyarakat oleh IDI Wilayah Sumbar. YESI

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Sri Kurnia Yati menyebut untuk menekan stunting pentingnya peran seluruh pihak sepanjang rentang kehidupan.

Ia menyebut penanganan stunting perlu dimulai dari hulu nya. Baik dari remaja putri, ibu-ibu hingga lansia.

“Di Kota Padang hampir 30 persen ibu-ibunya bekerja. Jadi anak-anak tinggal dengan neneknya. Nah bagaimana startegi agar nenek yang mengasuh cucu-cucunya ini mendapat pemahaman yang sama terkait stunting,” ucapnya saat membuka kegiatan Aksi IDI Cegah Stunting di Puskesmas Anak Air, Sabtu (20/5).

Selain itu, data survei remaja putri tahun 2021, dari tiga sekolah perwakilan SMP dan SMA, kurang lebih 30 persen remaja putri yang mengalami anemia (kurang darah).

“Penyuluhan kepada remaja putri dan calon ibu sangat penting. Apakah edukasi ke sekolah-sekolah dan sebagainya,” ucapnya.

Kemudian Sri Kurnia Yati juga menyebut remaja perempuan di Kota Padang yang menikah dibawah usia 19 tahun pada tahun 2022 juga patut menjadi perhatian.

“Miris di Kota Padang masih banyak anak-anak perempuan kita hamil dibawah 19 tahun. Data per tahun 2022 ada 102 orang remaja putri yang hamil dibawah usia 19 tahun,” ucapnya.

Sri menambahkan intervensi penanganan stunting memang tidak cukup hanya menyasar balita saja.

“Dinkes dan puskesmas tentu tidak bisa bekerja sendiri. Selain itu pula data itu dinamis dan bergerak terus. Ada bayi yang lahir setiap harinya,” ucapnya.

Penyebab stunting pada anak juga bukan hanya akibat kurangnya asupan gizi saja. Ada pola asuh, skmbur air minum dan jamban sehatnya.

“Memastikan anak-anak stunting asupan gizinya cukup sampai ke mulut. Memperbaiki sumber air bersih dari keluarga stunting juga penting,” ucapnya.

Sri berharap dengan peluncuran modul tata laksana stunting oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) menjadi keseragaman dalam penanganan stunting.

“Bagaimana masing-masing OPD dan organisasi di kota Padang berkontribusi dalam penanganan stunting,” ucapnya. (yes)

Exit mobile version