“Terkait dengan data 62 warga tersebut, bahwa Walhi Sumbar mendata secara partsipatif dengan warga langsung ke rumah-rumah masyarakat yang terdampak negatif dari aktivitas stockpile batubara,” katanya.
Menanggapi itu, Lurah Parak Laweh Pulai Aia Nan XX, Vebrianda mengatakan, data tersebut tidak berdasarkan ilmu medis dan pendampingan oleh ahli di bidang tersebut. Pernyataan itu seakan-akan menakuti warga Parak Laweh Pulai Aia Nan XX dan sekitarnya.
Usai mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung membentuk tim yang terdiri dari perangkat kelurahan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa guna melakukan verifikasi ke lapangan. “Dengan beredarnya informasi tersebut, Tim Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX langsung melakukan pengecekan ulang ke lokasi,” kaya Vebrianda kepada awak media, Jumat (3/11/2023).
Pihaknya sudah konfirmasi dengan Kanit Reskrim Polsek Lubuk Begalung untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. “Sorenya tim mendatangi wilayah yang dekat dengan stockpile batubara, tetapi tidak temukan satu pun warga yang mengidap penyakit ISPA.
Kemudian dilakukan pengecekan ke lapangan, serta berkoordinasi dengan puskesmas setempat, tetapi tak satupun warga Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX ditemukan mengidap ISPA.
Vebrianda menegaskan, selama ini warga tidak ada permasalahan dengan pihak dari aktivitas stockpile batubara manapun, malah sebaliknya merasa terbantu untuk warga sekitar. “Kami juga meminta, kepada Walhi Sumbar, agar data 62 warga yang terjangkit penyakit ISPA tersebut jangan asal-asalan saja dan bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat kami,” tuturnya. (*)