Ketua Panitia Bulan K3 Nasional PT Semen Padang, Ilham Akbar mengatakan, pihaknya sejak 17 Januari hingga 16 Februari 2024 ini, telah melaksanakan sejumlah kegiatan dan perlombaan yang diikuti setiap unit kerja. Selain seminar K3, juga ada kampanye K3 melalui pemasangan spanduk, poster, dan baliho, serta lomba poster dan video K3.
Kemudian, penilaian Tempat Kerja Teladan dengan melibatkan 47 area kerja, penilaian 5P rumah dinas kategori Aman Sehat Rapi Indah (ASRI), lomba SHE Challenge, lomba safety talk antar unit kerja dan lomba simulasi tanggap darurat antar Perusahaan Jasa Pertambangan (PJP) di lingkungan Departemen Tambang & Pengelolaan Bahan Baku.
“Selain untuk karyawan, kami pun juga menggelar kegiatan Aksi Gerakan Masyarakat Sehat untuk masyarakat di lingkungan perusahaan melalui sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat di kawasan Padayo, Kelurahan Indarung, Lubuk Kilangan dengan menghadirkan narasumber Dokter Perusahaan, dr Andy Riva Dana dan Tim dari Puskesmas Lubuk Kilangan,” ujarnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT Semen Padang yang telah mendukung semua rangkaian kegiatan Bulan K3 Nasional. “Semoga, berbagai kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran kita untuk semakin membudayakan K3 di lingkungan perusahaan, maupun di lingkungan tempat tinggal,” ungkap Ilham.
Ahli K3 dan Principal DSS, Alfonsius Ariawan menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kinerja safety, maka ada 4 pilar yang harus diingat. Pilar pertama, adalah proses dan teknologi. Proses ini harus diimplementasikan sesuai dengan prosedur dan jelas, kemudian harus menggunakan alat atau teknologi yang tepat, dan mengaktifkan kebiasaan sistem/manajemen.
Kemudian Pilar kedua, yaitu kompetensi. Kata dia, kalau ada proses yang bagus tapi pekerja kurang kompeten, maka manajemen perusahaan tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Maka dari itu, manajemen jangan hanya fokus pada prosedur dan sistemn-sistem, tapi harus mengingat bagaimana manajemen bisa meningkatkan kompetensi karyawannya di lapangan.
“Selanjutnya pilar ketiga, adalah mindsets dan behaviors. Pada pilar ini, bagaimana kita bisa mengubah pola pikir pekerja yang berbasis resiko atau sensitif terhadap resiko, sehingga pekerja dapat memiliki rasa kepedulian dan bangga terhadap apa yang mereka kerjakan, disamping mereka juga merasa memiliki kepemimpinan yang terasa,” ujarnya
Terakhir, Alfonsius mengatakan, adalah pilar Governance Management, dimana pada pilar ini harus dilakukan KPI sesuai dengan tujuan leading maupun lagging. “Kemudian, melakukan sistem manajemen kerja berbasis risiko, sehingga organisasi terus berlajar menghilangkan insiden yang berulang,” pungkasnya. (h/dan)