PADANG, HARIANHALUAN.ID – Pakar Antropologi Pembangunan dan Antropologi Ekonomi Indonesia, Nursyirwan Effendi menilai kemajuan pembangunan dan keteraturan di Kota Padang perlu percepatan. Walaupun beberapa elemen telah dibereskan, namun beberapa sisi lagi masih perlu dibenahi.
“Kriminilitas sudah jauh berkurang di Kota Padang,” ucap Prof Nursyirwan Effendi, Guru Besar Antropologi FISIP, Universitas Andalas (UNAND).
Ia juga menilai sistem transportasi massal juga telah disusun dengan baik menggunakan TransPadang dan menyebar di seluruh kecamatan di Kota Padang. Kondisi jalan di Kota Padang juga dinilai sudah mulai membaik dengan cepatnya respon perbaikan sejumlah ruas jalan yang berlobang, serta penyediaan jalan beton di kampung-kampung.
“Saya mengusulkan penyediaan moda transportasi massal kereta api menuju kampus Unand. Mengingat, 25-35 ribu orang menuju kampus serentak pagi hari. Dan itu terjadi macet luar biasa, kota modern dimanapun punya transportasi massal, sejenis kereta. Ini moda transportasi yang efektif mengurangi kemacetan,” kata mantan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Andalas periode 2019-2023 dan saat ini juga Anggota Tim Ahli DPRD Provinsi Sumatera Barat, tersebut.
Di samping itu, Nursyirwan Effendi juga mengacungi jempol dengan fasilitas Youth Center. Gebrakan itu cukup berani dan bagus demi guna memfasilitasi atau mengembangkan bakat dan minat dari generasi muda. Artinya, pemerintah peduli dan menyediakan tempat untuk anak-anak muda berkreasi.
“Untuk lebih tersosialisasinya Youth Center secara masif, Pemko Padang bisa membuat program rutin, terjadwal dan terarah untuk siswa se-Kota Padang, sehingga mereka dapat memanfaatkan Youth Center untuk ikut dalam perkembangan kota yang humanis dan cerdas bagi generasi muda,” katanya.
Ia juga menyambut baik terobosan dari pasangan Hendri Septa bersama Hidayat tentang rencana pembangunan WC higienis dan modern yang lebih baik pada sekolah dan fasilitas dan ruang publik. “Tentu saja hal ini harus well-planned (terencana dan terukur dengan baik) dan didudukan bersama, agar tujuannya tercapai,” ujarnya.
Namun, Nursyirwan Effendi juga melihat masih belum adanya keteraturan tentang pedagang kaki lima yang dari waktu ke waktu jumlahnya semakin bertambah tak terkendali.