“Kami ada diskusi bulanan yang difasilitasi pemko, antara pelaku Ekraf dengan Dinas Pariwisata. Ke depan, bagaimana membangun ekosistem ekraf itu,” ujarnya.
Ke depan, kata Tommy, masih diperlukan sinergitas para pelaku ekonomi kreatif dengan pemerintah kota hingga provinsi. Mulai dengan memperbanyak publik space bagi pelaku Ekraf.
“Publik space yang akan diisukan untuk diperbanyak baik oleh pemko maupun pemprov,” ujarnya.
Menurut Tommy, publik space yang layak bagi pelaku Ekraf seperti di Taman Melati, RTH Imam Bonjol dan Masjid Raya. Ke depan, dibutuhkan sinergitas pemko serta pemprov dengan pelaku Ekraf di Kota Padang.
“Untuk saat ini apa yang dibangun oleh Pak Hendri Septa terkait Ekraf, pondasi-pondasi sudah disiapkan. Tinggal bagaimana pelaku-pelaku ekonomi kreatif manfaatkan yang ada untuk kemajuan mereka,” kata dia.
Dikatakan Tommy, di Kota Padang sub sektor Ekraf sudah lengkap. Terdapat 17 sub sektor Ekraf yang bergerak di berbagai bidang, yakni kriya, seni pertunjukan, desain produk, seni rupa, kuliner, fotografi, music, arsitektur, desain interior, fashion, film, animasi dan video, desain komunikasi visual, televisi dan radio, periklanan, penerbitan, aplikasi, serta pengembangan permainan.
“Yang jadi pekerjaan rumah ke depan harus ada pengembangan, sehingga Gedung youth Centre bisa menjadikan tempat iven bareng seluruh sub sektor,” tuturnya. (*)