PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, tingkat okupansi seperti hotel dan homestay Kota Wisata tersebut jauh lebih rendah dibanding tingkat kunjungan dalam setiap bulannya. Tercatat, selama sepuluh bulan pertama tahun 2023, okupansi penginapan hanya 4.390 kamar dengan 8.676 wisatawan nusantara (wisnus).
“Angka ini kalau dibandingkan jumlah kunjungan di kawasan wisata yang mencapai satu juta lebih orang, tentu masih jauh lebih rendah,” kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Raski Fitra saat ditemui Haluan beberapa waktu lalu.
Ia merincikan, dari 18 destinasi wisata yang ada di Kota Pariaman, terdapat 1.495.753 pengunjung yang datang selama sepuluh bulan terakhir. Jumlah kunjungan tersebut didominasi pada iven Tabuik yang terselenggara pada bulan Juli, dengan Pantai Gandoriah yang menempati destinasi paling favorit atau paling ramai pengunjung.
Iven Tabuik cukup mendongkrak angka kunjungan ke Kota Pariaman dengan jumlah 827.564 orang berkunjung selama satu bulan tersebut. Ramainya pengunjung ini memang meningkatkan okupansi hotel dan homestay, tetapi tidak signifikan.
Raski menyebut, sebanyak 686 kamar hotel dan homestay yang terisi selama bulan Juli selama waktu terlaksananya iven Tabuik. Jumlah ini masih kalah dengan tingkat okupansi penginapan bulan April yang mencapai 933 kamar.
Menurut Plt Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman itu, berdasarkan data okupansi, wisatawan justru lebih banyak memilih menginap pada momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri dibanding iven Tabuik.
Adapun rata-rata lama kunjungan para pengunjung wisata disebut Raski hanya berkisar empat jam dalam satu kali kunjungan per harinya. Hal inilah yang mempengaruhi catatan tingkat okupansi penginapan di Kota Tabuik yang masih rendah.
“Terlebih lagi, di Pariaman belum memiliki hotel berbintang. Fasilitas penginapan yang sederhana tampaknya membuat pengunjung mengambil pilihan untuk mencari penginapan di luar kota seperti Kota Padang,” kata dia.
Ia berharap, Kota Pariaman yang memiliki visi Kota Wisata dapat meningkatkan pelayanan pengunjung, sehingga menarik lebih banyak wisatawan untuk menginap di hotel dan homestay yang ada. Raski mengatakan, ke depan pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pihak ketika untuk menambah atraksi wisata di Kota Pariaman.
“Akhir tahun ini, kita berencana menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang ingin mengadakan atraksi wisata seperti konser dengan menggunakan pentas di Pantai Kata. Jika hubungan kerja sama ini terjalin, kita proyeksikan di masa depan akan dibangun juga wahana di tepi pantai untuk menarik wisatawan,” ungkapnya.
Menurutnya, selama ini, Pemko Pariaman terutama dinasnya mengalami kesulitan dalam meningkatkan fasilitas destinasi wisata karena alokasi anggaran daerah yang tidak mencukupi. Kendati begitu, ia berupaya menjalin kerja sama untuk menutupi kekurangan tersebut. (*)