PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pariaman mencatatkan perkembangan positif dalam penurunan prevalensi stunting. Hingga awal Desember 2024, prevalensi stunting di Kota Pariaman mencapai 10,4 persen, lebih rendah dari target nasional yang sebesar 14 persen. Angka ini diperoleh dari data Elektronik Pencatatan Pelaporan Berbasis Masyarakat (EPPBGM) 2024, yang mencakup 6.036 balita dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan berdasarkan usia.
Plt Kepala Dinkes Kota Pariaman, Rio Arisandi, menjelaskan bahwa EPPBGM menggunakan metode pengambilan data riil melalui penimbangan rutin setiap bulan oleh kader posyandu yang ditunjuk di masing-masing desa. “Capaian prevalensi stunting tahun ini menunjukkan angka yang baik, berada di bawah target nasional, yaitu 10,4 persen, jauh lebih rendah dari target nasional 14 persen,” kata Rio, Kamis (19/12).
Pada 2023, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatatkan prevalensi stunting di Kota Pariaman sebesar 17,08 persen, melebihi target nasional yang hanya 16 persen. Namun, Rio optimis bahwa angka tahun ini akan lebih baik, baik menurut data EPPBGM maupun SSGI. “Kami berharap angka prevalensi stunting tahun ini tidak melebihi target nasional,” tambahnya.
Untuk menurunkan angka stunting lebih lanjut, Dinkes Kota Pariaman terus melakukan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pola hidup sehat. Orang tua diimbau untuk memberikan asupan gizi yang tepat untuk anak-anak, seperti protein, zat besi, vitamin, dan mineral yang dapat ditemukan dalam telur, ikan, daging ayam dan sapi, susu, kacang-kacangan, serta sayuran hijau.
Selain asupan gizi, Rio juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit yang dapat mengganggu penyerapan gizi. “Peran orang tua dalam memberi stimulasi dan asupan yang cukup sangat penting untuk mencegah stunting,” katanya.
Selain itu, Dinkes Kota Pariaman juga memberikan bantuan makanan tambahan bagi anak-anak yang terindikasi stunting. Penyaluran bantuan ini telah dilakukan secara menyeluruh dan terus dioptimalkan untuk mendukung penurunan prevalensi stunting di Kota Pariaman. (*)