Defisit Anggaran, Alokasi DAU 2024 Dinas PUPR Kota Pariaman Bakal Menyusut

Pembangunan jogging track di lapangan GOR Rawang yang sudah dimulai pada Kamis (17/10). Lantaran defisit anggaran, pembangunan ini dilakukan dengan cara badoncek. IST

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Pariaman Nopriyadi Syukri menyebut, anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) untuk Dinas PUPR akan dikurangi pada tahun anggaran 2024 mendatang.

Dia menjelaskan total anggaran yang didapatkan dari sumber DAU tahun 2023 adalah Rp27 miliar. Dari jumlah tersebut, setelah dipotong dengan gaji dan kebutuhan pegawai, menjadi Rp18 miliar.

“Anggaran untuk Dinas PUPR pada tahun 2024 ini bakal ada pengurangan dari tahun 2023. Kalau dipotong gaji pegawai ada Rp18 miliar untuk program PUPR. Tapi diperkirakan turun lagi pada tahun depan,” katanya, Senin (27/11).

Ia menyebut, pengurangan anggaran bisa terjadi karena kondisi keuangan negara yang berimbas ke daerah. “Bahkan tahun ini bisa dibilang sudah menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau dulu anggaran kami bisa mencapai Rp100 miliar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nopriyadi menjelaskan, Dinas PUPR pada tahun 2023 mendapat anggaran dana dari DAU dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan total Rp42 miliar. DAK sendiri berjumlah  Rp15 miliar, yang dialokasikan untuk tiga paket pembangunan jalan dan jembatan.

Sementara itu, pemeliharaan fasilitas umum dan infrastruktur lain bersumber dari sisa dana yang ada.  Ia menjelaskan, tahun ini tidak ada program khusus yang dijalankan Dinas PUPR, seperi pembangunan masjid terapung pada tahun sebelumnya.

“Program umum banyak, tapi untuk yang khusus atau yang ditonjolkan programnya tahun ini tidak ada. Beda dengan dulu, ada pembangunan masjid terapung. Kalau sekarang tidak, karena ada defisit anggaran jadi ditiadakan anggaran pembangunannya. Dinas PUPR saat ini hanya fokus pada pemeliharaan dan program rutinan saja,” katanya.

Menurutnya, anggaran yang minim menyebabkan Pemko Pariaman bersama ASN dan non-ASN yang ada melakukan gotong royong untuk melakukan perbaikan beberapa fasilitas. Salah satunya lintasan lari yang ada di GOR Rawang, Pariaman Tengah yang diperbarui tanpa anggaran daerah melainkan hasil badoncek.

“Sekarang saja contohnya, pembaruan lintasan lari di GOR Rawang, itu tidak ada anggarannya. Uangnya didapat dari hasil badoncek atau secara gotong royong,” tuturnya. (h/mta)

Exit mobile version