PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Setelah prosesi “maambiak batang pisang” dilaksanakan, salisiah Tabuik antara rombongan Tabuik Pasa dan Subarang tidak dapat terhindarkan. Kedua rombongan bertemu dan berselisih di Simpang Tabuik Pariaman, Kamis (11/7) malam.
Niniak mamak Tabuik Subarang, Rafkiman mengatakan, Tabuik basalisiah merupakan budaya di luar prosesi Tabuik yang terjadi karena pertemuan kedua rombongan Tabuik saat hendak kembali ke rumah Tabuik masing-masing.
“Setelah maambiak batang pisang, rombongan Tabuik Pasa dan Subarang akan kembali ke rumah Tabuik masing-masing. Keduanya berselisih jalan di Simpang Tabuik,” katanya kepada Haluan.
Ia menerangkan, pertemuan kedua rombongan Tabuik karena lokasi “maambiak batang pisang” saling berseberangan dari Rumah Tabuik.
Tabuik Pasa melaksanakan prosesi tersebut di wilayah Rumah Tabuik Subarang, tepatnya di Simpang Alai Gelombang, Kelurahan Alai Gelombang, Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Sedangkan Rumah Tabuik Pasa berada di Karan Aur.
Sementara itu, untuk Tabuik Subarang menggelar prosesi di Simpang Kampuang Kaliang, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman. Daerah ini searah dengan keberadaan Rumah Tabuik Pasa.
Sebelum berselisih, kedua rombongan menyemarakkan suasana dengan menabuh gandang tasa. Kelompok penabuh gandang sedikit demi sedikit melanjutkan jalan sampai keduanya bertemu di Simpang Tabuik.
“Penabuh gandang tasa dari masing-masing Tabuik terus menabuh gandangnya sampai akhirnya keduanya saling berselisih di Simpang Tabuik,” papar Rafkiman.
Sementara itu, menurut pantauan Haluan, sekitar ratusan orang datang memadati Simpang Tabuik. Mereka menyaksikan salisiah Tabuik yang menjadi tontonan rutin di setiap perayaan Tabuik.
“Hampir setiap tahun saya menyaksikan Tabuik basalisiah. Meski begitu, pemandangan ini selalu menjadi daya tarik bagi saya dan masyarakat sekitar,” kata seorang pengunjung, Rendy. (*)