“Nggak hanya orang dewasa, nanti kalau ada orang tua yang membawa anak, supaya kegiatan membaca tidak terganggu anak-anaknya bisa dititipkan di ruang baca khusus yang dilengkapi banyak permainan,” ujarnya.
Ia juga menjabarkan adanya ruang pelatihan pada perpustakaan representatif tersebut dapat digunakan untuk memfasilitasi program Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, yaitu transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Nah, program yang sudah kami jalankan dan sudah pernah mengadakan pelatihan kepada masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan literasi masyarakat agar mereka bisa berkreasi membuat produk yang bernilai ekonomi,” paparnya.
Kemudian, ruang audio visual, menurut Muhammad Syukri fasilitas tersebut harus ada nantinya di gedung perpustakaan baru tersebut. Katanya, menambah literasi tidak melulu melalui bacaan buku tetapi juga bisa dengan menonton tayangan video. (*)