Foto: Rapat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama tokoh adat dan tokoh agama. MITHA
PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Perayaan kebudayaan Tabuik di Kota Pariaman masih sering dikaitkan dengan ajaran Syiah. Kendati begitu, pemko bersama tokoh masyarakat dengan tegas membantah isu miring yang kerap beredar di tengah masyarakat awam.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman bersama tokoh agama, tokoh adat, hingga Tuo Tabuik mengadakan pertemuan untuk menyamakan persepsi terkait kebudayaan Tabuik, Selasa (8/10).
Pertemuan tersebut turut membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan pemko untuk menekan isu miring tersebut. Salah satunya dengan menonjolkan unsur agama Islam dan budaya Minang dalam pelaksanaan Tabuik 2025 mendatang.
“Kita akan meningkatkan branding bahwa Tabuik ialah permainan anak nagari. Sebagai iven parisiwata, kita juga akan menekankan unsur agama Islam dan budaya Minang terutama Pariaman di dalamnya,” ungkap Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Raski Fitra kepada Haluan.
Ia menyebut, Tabuik merupakan agenda Pariwisata yang bertujuan menarik banyak kunjungan ke Kota Pariaman. Pelaksanaannya juga menjunjung nilai agama, seperti mendahulukan kewajiban salat secara berjamaah sebelum memulai rangkaian prosesi.
“Berdasarkan paparan tokoh agama, pelaksanaan Tabuik tidak mengandung ajaran Syiah. Begitu juga pendapat tokoh adat yang meminta Tabuik harus terus dilestarikan karena merupakan warisan budaya,” katanya.
Selaim itu, pertemuan tersebut juga menampung aspirasi tokoh agama dan tokoh adat untuk memberi gambaran pelaksanaan Tabuik pada tahun 2025. Raski mengatakan, Tabuik tahun depan akan digelar lebih meriah dengan menghadirkan kegiatan pendamping di luar prosesi yang berkaitan dengan ciri khas Pariaman.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh tokoh KAN, MUI, LKAAM dan Tuo Tabuik. Turut hadir, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman. (*)