Tekan Angka Prevalensi Stunting, Bupati Pasaman Ajak Pelajar Hindari Pernikahan Dini

Bupati Pasaman, Sabar AS dan jajaran berfoto bersama pelajar SMAN 1 Mapattungul Selatan saat kegiatan Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja, Rabu (8/11). IST

PASAMAN, HARIANHALUAN.ID Bupati Pasaman, Sabar AS memberikan motivasi kepada pelajar SMAN 1 Mapattungul Selatan, saat menghadiri kegiatan Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja di lingkungan sekolah itu, Rabu (8/11).

PIK itu sendiri dilaksanakan dalam upaya pencegahan stunting mulai dari hulunya (usia remaja), guna mengantisipasi terjadinya pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur, yang berpotensi menjadi penyebab kelahiran anak stunting.

Sabar AS saat kegiatan PIK mengingatkan agar remaja terutama pelajar, untuk mempersiapkan diri mereka menyongsong kehidupan dewasanya. “Hindari pernikahan dini, siapkan diri terlebih dahulu, raih hidup yang berkualitas,” ucapnya.

Diingatkan Bupati, yang menjaga diri bukanlah guru, bukan pula orang tua selamanya, melainkan adalah diri kita sendiri.

“Isi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, baik untuk tubuh, jiwa, dan pikiran. Banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan, seperti kelompok belajar, olahraga, dan ajang kreativitas seni,” ujar Sabar AS.

Dikatakan juga bahwa pemerintah daerah ingin membangun sumber daya manusia Pasaman yang unggul, melalui berbagai program yang sudah dibuat. Hal ini relevan dengan program nasional, untuk menciptakan generasi yang sehat menuju Indonesia Emas.

“Manusia berkualitas itu dadanya dinaungi Makkah dan Madinah, sementara otaknya di level Jerman dan Amerika. Artinya pengembangan mental spiritual dan intelektual harus maksimal, seiring dan sejalan,” ujar Sabar.

Kepada orang tua turut dipesankan agar senantiasa membimbing anak di rumah. Karena investasi terbesar yang harus dijaga itu adalah anak.

Kepala Dinas P2KB Pasaman, Furkan melaporkan, bahwa pencegahan stunting tidak saja menyasar ibu hamil dan menyusui, namun harus dimulai dari tingkat remaja (hulu). Tujuan program ini, agar remaja paham tentang keluarga terencana, terhindar dari pola pergaulan bebas, dan mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan dewasa saat berumah tangga kelak.

“Ini kegiatan PIK Remaja perdana yang kami laksanakan di Kabupaten Pasaman, dan akan dilanjutkan ke SMA lainnya,” ujarnya.

Turut dibeberkan, target penurunan angka stunting Pasaman di tahun 2024 harus mencapai angka 14 persen. Sementara data survei Kemenkes RI di tahun 2022 lalu, kasus stunting Pasaman masih dikisaran 28,9 persen.

Namun, lanjut Furqan, catatan Dinas Kesehatan Pasaman, dari rekap kegiatan posyandu yang dilaksanakan pihak puskesmas di bulan September 2022, khususnya hasil penimbangan EPPGBM, angka stunting tumbuh kembang balita sudah tertekan menjadi 17 persen saja.

“Untuk angka pastinya kami masih menunggu rilis hasil survei Kemenkes RI periode 2023,” ucapnya.

Kepala SMAN 1 Mapattunggul Selatan, Masril menyatakan sangat mendukung kegiatan PIK diadakan di sekolahnya. “Kami bersama majelis guru siap mendukung sepenuhmya, dan akan memfasilitasi kebutuhan sarana prasarana PIK Remaja di sekolah ini,” kata Masril. (h/rel)

Exit mobile version