“Peringatan Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar seremoni, tapi momentum untuk menanamkan semangat kreativitas, kerja keras, dan inovasi. Pemuda harus mampu membawa nilai positif bagi masyarakat luas,” katanya.
Ia juga menilai kolaborasi antara pemuda, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting agar setiap inovasi Progul benar-benar berdampak nyata.
“Pemuda harus hadir sebagai penghubung antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan riil masyarakat,” tegasnya.
Dani menambahkan, semangat kepemudaan harus tetap berpijak pada nilai-nilai budaya lokal.
“Kita tidak bisa melepaskan pemuda dari akar budaya. Progul memberi ruang bagi pemuda untuk berinovasi tanpa mengesampingkan nilai-nilai Minangkabau dan budaya Pesisir Selatan,” ungkapnya.
Ia menilai, keterlibatan aktif pemuda dalam Progul tidak hanya memberi manfaat bagi pembangunan, tetapi juga menjadi investasi kapasitas diri yang berguna bagi karier dan kehidupan sosial mereka.
“Pemuda yang kreatif dan berdaya saing akan menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan. Ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda, satu tekad, satu semangat, untuk membangun bangsa dari daerah,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Dani mengajak seluruh organisasi kepemudaan, komunitas, dan pelajar di Pesisir Selatan untuk berperan aktif dalam implementasi Progul.
“Mari kita jadikan setiap Progul sebagai laboratorium inovasi bagi pemuda untuk belajar, berkontribusi, dan bersinergi dengan pemerintah,” tuturnya.














