Maarak Jo Suluah, Tradisi Arakan Menyambut Hari Kemenangan Idulfitri Hadir di Koto Panjang, Nagari Limo Koto, Sijunjung

KIKI NOFRIJUM - SOLSEL

HARIANHALUAN.ID – Di malam dingin obor yang dibawa anak-anak menyuluh jalanan. Lafaz Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, lailahalillallah, hu Allahuakbar menderu di sela benderang obor.

Di sepanjang jalan yang hampir 3 kilometer ditempuh dengan langkah kaki, semangat anak-anak menyumarakkan takbiran sama sekali tidak pudar. Peluh bak sebesar biji jagung mengalahkan penat perjalanan.

Apalagi iring-iringan marching band yang berkolaborasi dengan alat musik tradisional Talempong pacik, menambah sumarak arak-arakan takbiran.

Sehingga sumarak arak-arakan itu terdengar gemuruh. Memantik rasa penasaran masyarakat untuk bergegas keluar ingin melihat maarak jo suluah tersebut.

Maarak jo suluah itu terus digiatkan oleh anak-anak dan pemuda Koto Panjang, Nagari Limo Koto, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung.

“Maarak jo suluah itu selalu kami lakukan setiap tahunnya di malam takbiran, dan juga malam takbiran di hari raya Iduladha. Kami selaku pemuda jorong dan pengurus masjid bekerja sama untuk mempersiapkan ini,” kata Kepala Jorong Koto Panjang, Anggi Kurniawan, Jumat (21/4).

Di pagi hari, para pemuda telah bergotong royong mempersiapkan segalanya untuk tradisi Maarak jo Suluah. Pergi ke rimba-rimba mencari rumpun bambu untuk membuat obor.

“Pagi-paginya kami telah berkumpul. Kemudian mencari bambu yang akan dibuatkan obor untuk arakan. Ada sekitar 100 hingga 200 obor yang kami buat bersama-sama. Kami para pemuda dan masyarakat iuran untuk mempersiapkannya,” jelasnya.

Setelah obor siap digunakan, selepas salat Isya anak-anak telah berkumpul membawa jatah obor yang telah disiapkan. Dari titik kumpul di masjid, Maarak jo Suluah pun di mulai. Barisan pembawa obor pun juga mendapatkan pengawalan langsung dari pihak kepolisian daerah setempat.

Maarak jo Suluah tidak hanya menjadi ajang untuk eksistensi keberadaan tradisi masyarakat Jorong Koto Panjang saja. Namun tradisi ini setidaknya menjadi wadah bagi anak-anak untuk bisa melekatkan dirinya dengan nilai-nilai keislaman, terkhususnya dalam menyambut hari raya Idulfitri.

“Bagi kami ini menjadi ruang bagi anak-anak yang berpartisipasi untuk mendekatkan dirinya dengan nilai-nilai agama. Apalagi di tengah kemajuan teknologi, setidaknya ini menjadi alternatif untuk menguatkan karakter anak-anak dalam mengajarkan nilai-nilai keagamaan,” kata Kepala Jorong Koto Panjang Limo Koto tersebut. (*)

Exit mobile version