Lebih lanjut Mutia Azizah mengaku, Disperindagkop dan UKM Solok Selatan telah lama mempersiapkan penguatan koperasi di berbagai sektor. Bahkan sebelum program MBG dicanangkan. Salah satunya berupa pelatihan tata kelola koperasi yang berlangsung pada periode 27-29 Mei lalu yang melibatkan hingga 32 koperasi.
Meskipun regulasi dari pusat belum terbit, diharapkan koperasi-koperasi primer di Solok Selatan bisa bersaing mempersiapkan diri untuk ambil bagian dalam program pemerintahan pusat tersebut.
“Mudah-mudahan pelibatan koperasi (untuk program MBG) ini, dapat merata di setiap daerah agar betul-betul nampak kontribusinya. Harapan kita dari semua yang kita ajukan ini lolos semua,” ujarnya.
Sementara Kadis Perindagkop dan UKM Solok Selatan, Akmal Hamdi menyampaikan, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait dengan MBG tersebut. Sejauh ini, pihaknya pun telah menyiapkan data koperasi yang mampu mendukung program tersebut.
“Peran kami menyiapkan data (koperasi yang akan dikerjasamakan), karena beras kita siap stoknya, sayur mayur dan hortikultura, daging kami siap,” ujarnya.
Hal ini untuk menyongsong pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) dan mendukung swasembada pangan, seperti dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Diketahui jumlah koperasi primer yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah di Solok Selatan sebanyak 164 koperasi. Dari jumlah tersebut terdapat 75 koperasi yang masih dinyatakan aktif. (*)