“Untuk tempat memasak tersedia di tempat pengungsian dan melihat perkembangan nanti, Dinas Sosial siap dengan penempatan dapur umum,” katanya.
Sementara aktivitas para pengungsi masih berjalan normal, dimana pada siang hari pengungsi khususnya laki-laki akan berladang di sekitaran pinggang Marapi dan malamnya kembali ke pengungsian untuk beristirahat.
Untuk mencukupi kebutuhan, para pengungsi juga memasak secara swadaya dan gotong royong. Dengan bertambahnya pengungsi, Satgas Nagari Koto Baru telah mengaktifkan ronda disekitaran pemukiman warga. Selain mengantisipasi kemungkinan terburuk dari erupsi Marapi, ronda juga sebagai upaya mengamankan harta benda masyarakat.
Para pengungsi umumnya masyarakat peladang yang bermukim di wilayah jalur pendakian Marapi atau 4-5 kilometer dari puncak kawah. Mereka ketakutan dengan aktivitas Marapi yang meningkat dan mengelurkan dentuman, serta larva pijar saat terjadinya erupsi. (*)