Jawa Barat memberikan contoh sukses lain dalam pengembangan vokasi bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan membangun Bandung Techno Park dan mengembangkan kurikulum berbasis industri digital, mereka berhasil menciptakan link and match yang efektif antara pendidikan vokasi dengan industri TIK. Para lulusan tidak hanya terserap di industri, tetapi juga mampu menciptakan start-up teknologi yang inovatif.
Sumatera Barat memiliki potensi yang tidak kalah untuk melakukan transformasi serupa. Dengan populasi usia produktif mencapai 3,91 juta jiwa (67,9% dari total penduduk), provinsi ini memiliki bonus demografi yang bisa dioptimalkan.
Infrastruktur pendidikan vokasi yang tersebar di 19 kabupaten/kota, dengan total 88.282 siswa SMK dan 7.463 guru, menjadi modal dasar yang kuat untuk membangun sistem pendidikan vokasi yang relevan dengan industri. Transformasi ini bisa dimulai dengan langkah-langkah konkret. D
Di sektor industri makanan, Sumatera Barat bisa mengembangkan teaching factory pengolahan makanan modern di beberapa SMK unggulan. Politeknik dan sekolah vokasi bisa membuka atau memperkuat program studi food technology dengan fokus pada pengolahan hasil pertanian dan perikanan lokal. Kerja sama dengan 112 industri besar makanan bisa dijalin untuk program magang dan sertifikasi kompetensi.
Untuk sektor tekstil dan garmen, provinsi ini bisa belajar dari sukses Jawa Tengah dalam mengembangkan pendidikan vokasi garmen. Program studi fashion technology dan textile engineering perlu dibuka di politeknik, didukung dengan laboratorium desain modern dan fasilitas produksi garmen.
Kerja sama dengan industri tekstil nasional perlu dijalin untuk transfer teknologi dan pengetahuan. Ini bukan hanya tanggung jawab perguruan tinggi, namun Pemerintah Provinsi Sumatera Barat harus juga mengambil peran lebih aktif dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik dari daerah lain.
Regulasi yang mendorong kerja sama industri-pendidikan, insentif untuk pengembangan program studi yang relevan, serta dukungan untuk modernisasi fasilitas praktik harus menjadi prioritas. Program “Sister School” dengan SMK unggulan di provinsi lain bisa mempercepat transfer pengetahuan dan teknologi.
Di tingkat operasional, penguatan kompetensi 7.463 guru SMK melalui program pemagangan di industri menjadi krusial. Pengembangan teaching factory yang fokus pada industri makanan, tekstil, dan pengolahan di berbagai wilayah akan memberikan exposure nyata bagi siswa pada proses produksi industri.