Aster bercerita, sepanjang pengalamannya menjadi LC selama kurang lebih dua tahun, para tamu yang datang ke tempat hiburan malam rata-rata adalah pria kesepian yang tidak punya tempat nyaman untuk curhat atau bercerita.
Rata-rata curhatan pelanggan yang datang tidak jauh dari kisah putus cinta, perceraian, kehilangan orang yang dicintai atau sebagainya. Aster bersimpati dengan kisah sedih setiap pemabuk yang ia temani minum hingga teler.
Dia merasa nasib mereka hampir sama dengan apa yang telah ia lalui beberapa tahun terakhir. Nasib sial berupa kehilangan orang yang dicintai membuat dirinya terpaksa mengambil alih tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Sekalipun harus mengais rezeki di balik gemerlap dunia malam yang bagi kebanyakan orang adalah lembah hitam penuh kemaksiatan.
“Meski baru berusia 23 tahun, tapi aku ini single parent beranak satu. Menjadi LC ini bukan pilihan atau untuk bersenang-senang. Tapi terpaksa keadaan untuk mencari hidup,” kata Aster.
Pengakuan Aster awalnya terasa mengejutkan. Apalagi mengingat parasnya yang terlihat masih begitu muda layaknya seorang mahasiswi. Namun begitu, wanita belia ini ternyata punya kisah pilu tersembunyi yang selama ini tertutup rapat di balik senyumnya yang begitu ceria.
Aster mengenang, nasib kelam dirinya berawal dari pertemuannya dengan seorang lelaki pada saat dirinya menginjak usia 18 tahun. Lewat hubungan asmara itu, Aster akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak perempuan yang kini telah berusia 1,5 tahun.