Di ruang penyimpanan, terdapat beberapa lemari pendingin yang berisi stok sayuran dan ikan. Di sana juga terdapat meja besar yang dipakai sejumlah pekerja untuk membersihkan dan memotong sayuran.
Sementara di ruangan lain, beberapa pekerja tampak membersihkan peralatan masak yang habis dipakai untuk mengolah bahan makanan pada hari itu. Ruangan itu cukup luas dengan kompor dan alat-alat memasak berukuran besar yang canggih.
Fakhriati menyebut, dapur yang dikelolanya menerapkan standar hotel. “Kami punya puluhan kilogram stok bahan masakan yang disimpan di chiller yang terletak di satu ruangan yang sama. Kemudian, untuk bahan lain seperti telur, disimpan terpisah di bangunan lain di samping bangunan utama, karena jumlahnya cukup banyak,” ujarnya.
Menurutnya, pasokan bahan makanan tersebut cukup untuk seminggu ke depan. Adapun bahan-bahan masakan yang dijelaskannya dibeli ke pedagang lokal yang membuka kedai di Pariaman. “Kami belanja bahan langsung di warung-warung milik pedagang lokal. Seperti beras, sayuran, bumbu masak, telur, dan lauk lainnya dibeli di Pariaman,” katanya.
Selain itu, Dapur MBG Kota Pariaman yang dikelola oleh Yayasan Asmaul Kalidamang juga berupaya memberdayakan anak muda atau anak nagari. Pihaknya bahkan mempekerjakan pegawai melebihi standar kebutuhan yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
Ia menyebut, antusiasme pelamar kerja, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda itu, juga sangat tinggi. “Bahkan sampai sekarang masih ada banyak berkas surat lamaran kerja yang menumpuk di meja saya,” katanya.