Ia berpikir, dengan memperkerjakan anak nagari dirinya dapat membantu perekonomian lokal. Lebih-lebih, ia juga sengaja merekrut tenaga kerga yang belum memiliki kompetensi untuk dilatih di Dapur MBG.
“Kecuali untuk tenaga ahli seperti chef, kami merekrut lebih banyak anak nagari yang belum memiliki kompetensi agar mereka dapat pengalaman dan terlatih selama pelaksanaan MBG di Kota Pariaman,” katanya.
Yet tidak menampik bahwa pihaknya cukup kewalahan pada hari pertama pelaksanaan MBG di Kota Pariaman. Pasalnya, sebagai kota pertama di Sumbar yang mulai menjalanlan program ini, pihaknya tidak memiliki banyak waktu untuk bersiap. “Karena baru permulaan, paket makanan yang diantar belum bisa serentak datangnya pagi semua. Ada sebagian yang baru bisa dibagikan siang harinya,” kata Yet.
Kendati begitu, ia berharap dapat terus berbenah guna meningkatkan kualitas layanan agar paket makanan bergizi bisa tiba tepat waktu di seluruh sekolah penerima. Diketahui, saat ini Yayasan Asmaul Kalidamang bertanggung jawab untuk 16 sekolah di Kota Pariaman dan satu sekolah di Sintoga, Kabupaten Padang Pariaman.
“Untuk dapur, kapasitasnya bisa mencapai 12.000 paket makanan untuk wilayah kerja di Kecamatan Pariaman Tengah. Nah, untuk MBG tahap berikutnya di Pariaman Utara kami juga yang meng-handle,” katanya.
Sasar.456 Siswa
Sebanyak 3.456 siswa sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA negeri di Kota Pariaman telah menerima paket MBG tahap pertama pada Senin (6/1). Paket makanan siap saji tersebut disalurkan langsung ke 16 sekolah yang terdaftar sebagai penerima program.