Mengintip Dapur Makan Bergizi Gratis di Pariaman

Suasana Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola Yayasan Asmaul Kalidamang di Kota Pariaman, beberapa waktu lalu. Di dapur yang berlokasi di Desa Alai Galombang itulah setiap harinya ratusan paket MBG diproduksi. MITHA

PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Program Makan Bergizi Gratis (MGB) resmi dimulai pada Senin (6/1) lalu. Ratusan dapur MBG yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air tiap pagi kini mengepul, mempersiapkan berbagai jenis makanan bergizi untuk kemudian disalurkan kepada jutaan anak-anak sekolah di berbagai daerah.

Menjelang sore, puluhan pekerja di Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pariaman sudah mulai bergerak. Sehabis istirahat siang, sejumlah pekerja sif siang langsung menyiapkan bahan memasak seperti sayur-mayur, cabai, bawang, dan bumbu dapur lainnya.

Wortel, buncis, hingga labu siam dicuci, dipotong, kemudian disimpan di lemari pendingin. Begitu juga cabai-cabaian dan bumbu masak yang dihaluskan dan disimpan agar bisa dimasak pada dini hari.

Fakhriati, pemilik dapur sekaligus pengurus Yayasan Asmaul Kalidamang yang menjadi vendor Dapur MBG di Kota Pariaman, mengungkapkan bahwa pekerja Dapur MBG dibagi ke dalam tiga sif kerja.

“Sebelum subuh, tepatnya pukul tiga dini hari, chef bertugas memasak makanan. Kemudian, pekerjaan dilanjutkan dengan packing masakan ke kotak makanan sebanyak kurang lebih 3.500 kotak, untuk kemudian dibagikan ke sekolah penerima. Pada sore harinya, proses penyiapan bahan untuk dimasak esok pagi dimulai,” kata dia saat ditemui Haluan, baru-baru ini.

Pada Selasa (7/1), Haluan berkesempatan menyambangi Dapur MBG Kota Pariaman yang berlokasi di Desa Alai Galombang, tepat sebelum Mapolres Pariaman. Fakhriati—yang akrab disapa Yet—mengajak berkeliling ke beberapa ruangan Dapur MBG, yang terbagi ke dalam ruang persiapan sekaligus penyimpanan bahan makanan, ruang masak, dan ruang packing.

Di ruang penyimpanan, terdapat beberapa lemari pendingin yang berisi stok sayuran dan ikan. Di sana juga terdapat meja besar yang dipakai sejumlah pekerja untuk membersihkan dan memotong sayuran.

Sementara di ruangan lain, beberapa pekerja tampak membersihkan peralatan masak yang habis dipakai untuk mengolah bahan makanan pada hari itu. Ruangan itu cukup luas dengan kompor dan alat-alat memasak berukuran besar yang canggih.

Fakhriati menyebut, dapur yang dikelolanya menerapkan standar hotel. “Kami punya puluhan kilogram stok bahan masakan yang disimpan di chiller yang terletak di satu ruangan yang sama. Kemudian, untuk bahan lain seperti telur, disimpan terpisah di bangunan lain di samping bangunan utama, karena jumlahnya cukup banyak,” ujarnya.

Menurutnya, pasokan bahan makanan tersebut cukup untuk seminggu ke depan. Adapun bahan-bahan masakan yang dijelaskannya dibeli ke pedagang lokal yang membuka kedai di Pariaman. “Kami belanja bahan langsung di warung-warung milik pedagang lokal. Seperti beras, sayuran, bumbu masak, telur, dan lauk lainnya dibeli di Pariaman,” katanya.

Selain itu, Dapur MBG Kota Pariaman yang dikelola oleh Yayasan Asmaul Kalidamang juga berupaya memberdayakan anak muda atau anak nagari. Pihaknya bahkan mempekerjakan pegawai melebihi standar kebutuhan yang ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).

Ia menyebut, antusiasme pelamar kerja, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda itu, juga sangat tinggi. “Bahkan sampai sekarang masih ada banyak berkas surat lamaran kerja yang menumpuk di meja saya,” katanya.

Ia berpikir, dengan memperkerjakan anak nagari dirinya dapat membantu perekonomian lokal. Lebih-lebih, ia juga sengaja merekrut tenaga kerga yang belum memiliki kompetensi untuk dilatih di Dapur MBG.

“Kecuali untuk tenaga ahli seperti chef, kami merekrut lebih banyak anak nagari yang belum memiliki kompetensi agar mereka dapat pengalaman dan terlatih selama pelaksanaan MBG di Kota Pariaman,” katanya.

Yet tidak menampik bahwa pihaknya cukup kewalahan pada hari pertama pelaksanaan MBG di Kota Pariaman. Pasalnya, sebagai kota pertama di Sumbar yang mulai menjalanlan program ini, pihaknya tidak memiliki banyak waktu untuk bersiap. “Karena baru permulaan, paket makanan yang diantar belum bisa serentak datangnya pagi semua. Ada sebagian yang baru bisa dibagikan siang harinya,” kata Yet.

Kendati begitu, ia berharap dapat terus berbenah guna meningkatkan kualitas layanan agar paket makanan bergizi bisa tiba tepat waktu di seluruh sekolah penerima. Diketahui, saat ini Yayasan Asmaul Kalidamang bertanggung jawab untuk 16 sekolah di Kota Pariaman dan satu sekolah di Sintoga, Kabupaten Padang Pariaman.

“Untuk dapur, kapasitasnya bisa mencapai 12.000 paket makanan untuk wilayah kerja di Kecamatan Pariaman Tengah. Nah, untuk MBG tahap berikutnya di Pariaman Utara kami juga yang meng-handle,” katanya.

Sasar.456 Siswa

Sebanyak 3.456 siswa sekolah, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA negeri di Kota Pariaman telah menerima paket MBG tahap pertama pada Senin (6/1). Paket makanan siap saji tersebut disalurkan langsung ke 16 sekolah yang terdaftar sebagai penerima program.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pariaman, Masrimfi Noor mengatakan, pada hari pertama pelaksanaan MBG, pendistribusian paket makanan dilakukan dua tahap yaitu pada pukul 08:00 dan 10:00 WIB.

Adapun menu yang dihidangkan berupa nasi, lauk pauk seperti ayam dan telur goreng, sayur, dan buah pisang. Setiap paket makanan disalurkan menggunakan wadah sekali pakai yang langsung dibuang setelah selesai makan. “Berdasarkan pemantauan, menu makanan yang disediakan vendor cukup lengkap dan higienis,” kata Masrimfi.

Ia menyebut, MBG tahap pertama berjalan lancar dan sesuai harapan. Pihaknya juga sudah memantau proses memasak makanan yang dilakukan oleh Yayasan Asmaul Kalidamang selaku vendor yang telah ditunjuk pemerintah.

Menurut Masrimfi, kondisi dapur dan fasilitas memasak dari pihak vendor sudah mumpuni untuk menyediakan makanan siap saji yang bergizi untuk siswa di Kota Pariaman. Oleh sebab itu, ia berharap program ini dapat berlangsung dalam jangka panjang, hingga menyasar seluruh siswa yang ada di daerah tersebut.

“Untuk saat ini, baru sebagian sekolah yang mendapat makan bergizi gratis. Harapannya, ke depan kita dapat memasukkan semua sekolah dengan jumlah total siswa kita yang berkisar 12.600 orang,” tuturnya. (*)

Exit mobile version