HARIANHALUAN.ID – Israel dan Hamas resmi sepakat melakukan gencatan senjata setelah lebih dari 460 hari konflik yang menghancurkan Gaza, Palestina.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan, kesepakatan gencatan senjata akan berlaku pada Minggu (19/1/2025).
Ceasefire atau gencatan senjata adalah penghentian konflik bersenjata untuk sementara. Saat gencatan senjata dimulai, kedua belah pihak yang terlibat setuju untuk menghentikan tindakan agresif masing-masing.
Pada gencatan senjata tersebut akan dibagi ke dalam tiga fase. Yakni fase pertama, kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan sementara pertempuran. Hamas juga akan membebaskan para sandera warga Israel dan Israel akan membebaskan sejumlah tahanan pada fase tersebut.
Meski demikian, sejumlah detail dan waktu mengenai pelaksanaan kesepakatan itu masih belum jelas, dilansir dari CNN.
Kesepakatan gencatan senjata itu akan menjadi yang kedua kali bagi Israel dan Hamas sejak agresi Israel sebagai balasan atas aksi penculikan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Saat itu, Hamas menculik sekitar 250 sandera dan membunuh 1.200 orang seperti diklaim pemerintah Israel. Israel kemudian melancarkan agresi militer dan menewaskan sekitar 46.645 warga Gaza sejauh ini, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Pada gencatan kedua kali ini, fase pertama akan dilaksanakan mulai Minggu (19/1) dan akan berlangsung selama enam pekan. Israel sepakat akan menarik mundur pasukan militer di Gaza, pertukaran sandera dan tahanan, serta mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.