Bus nahas yang mengangkut 42 orang, yang terdiri dari satu sopir, dua kernet, dua agen bus serta 37 penumpang, itu hilang kendali dan terbalik di Kelok Batu Hitam, Malalak usai menabrak tumpukan batu yang ada di pinggir jalan.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun demikian, sopir beserta tiga orang penumpang bus mengalami luka berat sehingga harus dilarikan ke RSAM Bukittinggi. Sementara sejumlah penumpang lainnya, mengalami luka ringan dan dibawa ke Puskesmas Malalak untuk mendapatkan perawatan.
Menurut Dedy, kawasan Kelok Hitam yang menjadi lokasi kecelakaan di ruas jalan alternatif Malalak–Sicincin memang memiliki kontur jalan cukup ekstrem, sehingga sopir harus benar-benar berhati-hati dan mengenali medan jalan serta seluruh komponen kendaraan harus berada dalam kondisi prima tanpa kerusakan.
“Terkait kecelakaan bus pariwisata terbalik, sepertinya sopir tidak mengenal medan. Bus pun berada dalam kondisi tidak laik jalan, karena setelah kami cek, ternyata KIR-nya mati. Kalau untuk perangkat keselamatan seperti kaca cembung ataupun rambu-rambu keselamatan, sudah kami pasang di Malalak sejak sebelum dimulainya musim mudik Lebaran,” ucapnya.
Terlepas dari itu semua, arus lalu lintas pada masa mudik maupun arus balik tahun ini pada umumnya berada dalam kondisi ramai lancar dan kondusif. Ia meyakini kondisi ini tidak terlepas dari panjangnya durasi masa libur sekolah, cuti bersama, hingga kebijakan Work from Home (WFH) yang diberlakukan pemerintah bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah (pemda).
“Tahun ini masa libur cukup panjang. Dari tanggal 21 Maret pemudik sudah mulai bergerak pulang kampung, sehingga arus kendaraan cukup landau Meskipun pada tanggal 30 April dan 1 Maret sudah mulai terjadi lonjakan kendaraan,” kata Dedy. (*)