Guspardi, Fadli Zon, Andre, Daswanto, Supardi, Satu Kata:“MARAH…!”

Randan babiambo

Randang Babiambo, melukai hati orang Minangkabau yang sepakat pada fislosofi Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK). Randang itu, patennya orang Minang.

Randang masakan halal. Babiambo? “Dari namanya saja itu sudah menyiksa dan melukai. Babi ambo? Ambo babi? Ah, dari segi nama saja itu sudah amat melukai. Maksudnya apa ini?” suara marah pertama meluncur dari mulut seorang penyair.

Penyair yang enggan namanya disebut-sebut. “Tak perlu menuliskan nama saya di koran Haluan yang kubanggakan. Cukup, tuliskan saja pikiran saya ini; induk marah saya benar-benar berpuncak!” ujar penyair itu pada Haluan, Jumat (10/6/2022) di rumahnya kawasan Parak Kopi, Padang. Ya, kemarahan penyair dan kemarahan para tokoh di Minangkabau, tampaknya selaras.

Seirama. Sehaluan. Inilah, tokoh-tokoh yang berang atas isu babi randang. Adalah anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon angkat bicara soal kemunculan usaha kuliner nasi Padang dengan lauk babi yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Fadli Zon menilai, kemunculan usaha nasi Padang babi tersebut, telah melukai hati masyarakat Minang, serta mencederai prinsip-prinsip halal sebagai bahan utama setiap produk kuliner asal Minang.

Terdengar frekuensi suara Fadli Zon berada dalam ‘gelombang’ kemarahan. “Selama ini kuliner Padang atau Minang, hanya dikenal sebagai kuliner halal, hal itu sesuai dengan prinsip yang dijunjung masyarakat Minang, yaitu ABS-SBK,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Haluan. (*)

Mau Tahu Lebih Lengkapnya, Silahkan Baca Koran Harian Umum Haluan Edisi Minggu 12 Juni 2022 atau Bisa Berlangganan di My Edisi Harian Haluan Digital.

Exit mobile version