PADANG, HARIANHALUAN.ID — Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Industri (Disnakerin) Kota Padang, Feri Erviyan Rinaldy meyakini kehadiran Basko City Mall akan menyerap banyak tenaga kerja.
“Kehadiran Basko City Mall kami harapkan menekan pengangguran. Kalau dari hitungan kasarnya saja, setidaknya menyerap 3.000-an lapangan kerja. Kami sangat mendukung investasi seperti demikian,” tuturnya saat ditemui Haluan di ruangannya, beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan itu, Feri yang juga didampingi Kabid Hubungan Industrial Yose Rizal turut memaparkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Padang, yang tiap tahunnya terus menunjukkan tren penurunan. Persentase pada tahun 2021 (13,37 persen) turun pada tahun 2022 (11,69 persen), tahun 2023 (10,86 persen) dan tahun 2024 (9,88 persen). Sedangkan data tahun 2025 baru akan dirilis Agustus mendatang.
“Meskipun saat ini TPT di Kota Padang masih terbilang tinggi, yakni 9,88 persen, namun angka pengangguran di Padang selalu mengalami penurunan tiap tahunnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, TPT merupakan penduduk yang tidak memiliki pekerjaan, sedang mencari kerja, sedang mempersiapkan usaha ataupun belum memulai bekerja meskipun sudah memiliki pekerjaan.
Sebagai perbandingan, ia juga menyampaikan profil tenaga kerja di sepanjang tahun 2024 lalu. Dari 954.180 penduduk Kota Padang, sebanyak 724.186 orang (75,89 persen) merupakan penduduk usia kerja (berusia di atas 15 tahun).
Dari jumlah tersebut, penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja, baik yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau mengurus kegiatan lain ada sebanyak 237.678 orang (32, 82 persen). Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja 486.508 orang (67,18 persen). Sebanyak 438.441 orang (90,12 persen) bekerja, sedangkan 48.067 orang (9,88 persen) merupakan TPT.
Menurutnya, ada beberapa kendala yang memengaruhi angka pengangguran. Di antaranya, lapangan kerja yang tersedia masih sedikit, sebab di Kota Padang tidak punya industri besar maupun perusahaan pengolahan, serta sektor potensial yang belum tergarap maksimal.
“Sektor potensialnya justru di bidang jasa, pelaku usaha mikro dan pariwisata, kuliner, homestay–homestay. Sementara ekonomi kreatif masih bisa dikembangkan lagi,” katanya.