HARIANHALUAN.ID – Bermula dari pesan Amak. Lalu lahirlah Minang Plaza (Basko Grand Mall), Basko Grand Hotel dan kini Basko City Mall. Semuanya didedikasikan untuk kemajuan Ranah Minang. Termasuk waktu menerima amanah melanjutkan penerbitan media bersejarah, Harian Haluan, semuanya untuk kebaikan Sumatera Barat. Kampung halaman nan dicinto.
Begitulah H. Basrizal Koto. Begitu juga keluarga, istri, putra dan putrinya; Zico, Bernando, Wendo, Brian, Irena, Lidya, Rice, Rara, Sonya dan Sisi. Dalam diri mereka mengalir spirit berbuat yang terbaik untuk Ranah Minang. Jasadnya mengembangkan bisnis, ruh-nya berbuat untuk kampung halaman.
“Cinta kami ke kampung halaman, jangan diragukan lagi. Dari dulu sampai kini, Insya Allah, tidak pernah berubah. Saya dan seluruh keluarga bertekad memberikan yang terbaik untuk daerah ini. Agar ekonomi tumbuh, agar lapangan kerja terbuka. Agar Padang dan Sumbar bergerak menjadi daerah maju,” ujar Basrizal Koto.
Baca Juga: “Pak Hasan dan Kisah Minang Plaza”
Spirit dan tekad berbuat untuk kampung halaman itu dilandasi pasan Amak (pesan Ibu-red) waktu Basrizal kecil mau merantau dulu. Ada tiga pesan Ibu yang selalu terpatri dalam diri Basko. Pertama, pandai-pandai berkomunikasi (mangecek di bawah-bawah). Kedua, jangan merokok (jan dibaka pitih-jangan mubazir). Tiga, kalau punya rezeki di rantau, jangan lupa kampung halaman (kalau barasaki di rantau urang, jan lupo jo kampuang halaman-bangun kampung).
Tiga pesan Ibu itu selalu jadi panduan hidup Basko. Pandai-pandai berkomunikasi, tidak merokok sampai hari ini. Dan pesan ketiga, dia tunaikan saat usianya masih 30-an. Basko mendirikan Minang Plaza, mall pertama di Sumatera Barat. Pascagempa 2009, Minang Plaza di-upgrade menjadi Basko Grand Mall.
Cerita investasi pertama di kampung halaman itu, berawal dari telepon Gubernur Sumbar kala itu, Hasan Basri Durin kepada seorang anak muda matah, sekitar tahun 1990-an. “Bas, iko Pak Hasan, Gubernur Sumbar. Bas kami undang ka Padang basamo pengusaha-pengusaha Minang lainnyo untuak mambangun kampuang halaman. (Bas, ini Pak Hasan, Gubernur Sumbar. Bas kami undang ke Padang bersama pengusaha Minang lainnya untuk membangun kampung halaman-red).”
“Saya kaget, Pak Gubernur menelepon. Logat dan nada khas suara Pak Hasan, tidak akan pernah saya lupakan,” ujar Basrizal suatu kali. Kenangan lengkap baca “Basko: Pak Hasan dan Kisah Minang Plaza.”
Undangan dan ajakan untuk membangun kampung halaman tertuju pada sejumlah pengusaha Minang saat itu. Ada Aminuzal Amin, Nasrul ChasAbdul Latief, Fahmi Idris, Is Anwar dan yang paling yunior, Basrizal Koto. Maka berdirilah NDC (Nagari Development Corporation). Misinya untuk menggerakan perekonomian Sumbar, salah satunya membangun kawasan Gunung Padang. Namun, cita-cita itu, tidak kesampaian.