HARIANHALUAN.ID – Sosiolog Universitas Andalas (Unand), Fachrina menyatakan meningkatnya jumlah perceraian menunjukkan adanya perubahan di masyarakat terkait perceraian.
Dimana masyarakat pada umumnya dikatakan tidak lagi memandang perceraian sebagai sesuatu hal tabu atau sesuatu hal yang harus dihindarkan.
Fachrina menyebutkan, faktor yang menyebabkan semakin tinggi tingkat perceraian adalah perubahan atas kontrol sosial yang ada dalam masyarakat.
Menurutnya, tekanan-tekanan sosial dari lingkungan keluarga dan kerabat, serta teman atau lingkungan terhadap pentingnya arti ketahanan sebuah perkawinan semakin berkurang. Banyak yang menganggap persoalan rumah tangga adalah urusan pasangan atau keluarga itu sendiri dengan semakin berkembangnya gejala individualis dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada kasus perceraian, wanita sebagai istri/ibu lebih rentan terdampak, padahal wanita adalah pilar dalam membangun SDM dalam keluarga. Di samping dampak perceraian yang dialami anak seperti depresi, trauma, menarik diri dari lingkungan dan anti sosial bahkan putus sekolah dan harus bekerja membantu ekonomi keluarga. (*)
Baca Selengkapnya Di Koran Harian Umum Haluan Edisi Minggu 19 Juni 2022 atau Koran Digital Haluan di My.edisi Klik: www.harianhaluan.id