PADANG, HARIANHALUAN.ID— Fenomena kekerasan terhadap perempuan di Sumatera Barat (Sumbar) kian mengkhawatirkan. Sejak September 2024 hingga pertengahan 2025, empat perempuan muda ditemukan tewas secara mengenaskan dalam rentetan kasus femisida yang mengguncang publik. Ironisnya, sebagian besar korban dibunuh oleh pelaku yang memiliki hubungan dekat dengan mereka.
Kasus pertama menimpa Nia Kurnia Sari (19), penjual gorengan yang diperkosa lalu dikubur dangkal oleh pelaku bernama Indra Septiarman alias In Dragon. Kasus ini terjadi di Kayu Tanam, Padang Pariaman.
Lalu pada Juni 2025, potongan tubuh Septia Adinda (25) ditemukan hanyut di sungai Batang Anai. Dalam waktu kurang dari 24 jam, polisi menangkap Satria Johanda alias Wanda (25) sebagai pelaku.
Penyelidikan kemudian mengungkap bahwa Wanda juga bertanggung jawab atas pembunuhan dua perempuan muda lainnya, Siska Oktavia Rusdi alias Cika (23) dan Adek Gustiana (24).
Keduanya sebelumnya dilaporkan hilang selama berbulan-bulan sebelum jasad mereka ditemukan dalam sumur tua yang dicor pelaku untuk menghilangkan jejak.
Fenomena ini memperkuat kekhawatiran banyak pihak, termasuk Women’s Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan.
“Femisida bukan sekadar pembunuhan, tapi puncak dari siklus kekerasan yang terus-menerus dialami perempuan,” ujar Yefri Heriani, pendiri WCC.