Ia menegaskan bahwa femisida terjadi karena relasi kuasa yang timpang antara pelaku dan korban.
Yefri juga menyayangkan bahwa pembunuhan keji terhadap perempuan sering dianggap sebagai kasus kriminal biasa.
“Padahal ini adalah kekerasan berbasis gender. Ironisnya, terjadi di Ranah Minang yang menjunjung tinggi peran perempuan sebagai limpapeh rumah nan gadang,” ujarnya. (*)
Laman 2 dari 2